Suara.com - Obat antivirus Covid-19 Molnupiravir menjadi obat pertama yang disebut ampuh menurunkan risiko pasien Covid-19 mendapatkan peawatan di rumah sakit.
Namun meski nantinya obat ini hadir di Indonesia, bukan berarti pandemi akan segera selesai dan berakhir.
Menurut Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono, obat antivirus bukan game of changer atau pengubah situasi dalam menghadapi pandemi COVID-19.
"Game of changer-nya adalah mosaik yang terbentuk mulai dari protokol kesehatan yang baik, vaksinasi yang cepat dan pengobatan yang mumpuni," kata Dante Saksono Harbuwono saat menyampaikan keterangan pers yang dikutip dari ANTARA.
Baca Juga: Kemenag Minta Lansia di Atas 60 Tahun Tetap Ibadah di Rumah
Dante mengatakan pemerintah sedang berupaya memenuhi kebutuhan obat-obatan antivirus COVID-19 di dalam negeri, salah satunya berjenis Molnupiravir buatan Merck Amerika Serikat.
Obat tersebut berfungsi menghambat replikasi RNA virus corona di fase awal. "Kenapa obat ini jadi salah satu yang dipilih, karena uji klinis tahap 3 Molnuvirapir dapat menurunkan angka kesakitan di rumah sakit dan menurunkan angka kematian sebanyak 50 persen pada kasus ringan, bukan kasus sedang dan kasus berat," katanya.
Dante mengatakan Molnupiravir termasuk satu golongan dengan obat antivirus lainnya seperti Remdesivir yang saat ini dalam pengembangan di Indonesia.
"Kemarin Bapak Menteri Kesehatan beserta Menko Marinves sudah melakukan pertemuan dengan Merck di Amerika Serikat dan mencoba untuk melakukan manufacturing obat tersebut (Molnupiravir) di Indonesia," katanya.
Dante menambahkan Kemenkes beserta para ahli sedang melakukan investigasi ke berbagai sumber obat-obatan antivirus COVID-19 untuk menambah varian obat bagi perawatan pasien di Indonesia.
Baca Juga: Enam Warga SMKN 1 Sedayu Positif Covid-19, Camat: Rantai Penularan Ketujuh
"Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan untuk mengadakan obat ini buat masyarakat," katanya.