Studi CISDI: 27 Persen Masyarakat Masih Enggan divaksin Covid-19

Senin, 25 Oktober 2021 | 18:57 WIB
Studi CISDI: 27 Persen Masyarakat Masih Enggan divaksin Covid-19
Siswa Sekolah Dasar (SD) mendapatkan Vaksinasi Covid-19 Pfizer di SDN Karawaci 5, Kota Tangerang, Banten, Senin 18/10. ( Suara.com/ Hilal Rauda Fiqry)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Program vaksinasi Covid-19 di Indonesia telah berlangsung selama hampir satu tahun. Meski begitu, ternyata masih banyak masyarakat yang ragu untuk disuntim vaksin.

Studi CISDI Indonesia bahwa 27 persen masyarakat Indonesia masih ragu terhadap vaksin Covid-19. Namun demikian, jumlah orang yang bersedia divaksinasi tetap lebib banyak.

"Responden melaporkan bahwa mayoritas masyarakat, 68 persen mayoritas masyarakat bersedia mendapatkan vaksin Covid. Tapi 27 persen responden melaporkan bahwa mayoritas masyarakat tidak bersedia mendapatkan vaksin," kata peneliti CISDI Indonesia Olivia Herlinda dalam konferensi pers virtual, Senin (25/10/2021).

Waspada! Epidemiolog Prediksi Gelombang Ketiga Covid-19 Terjadi Akhir Desember 2021.
Waspada! Epidemiolog Prediksi Gelombang Ketiga Covid-19 Terjadi Akhir Desember 2021.

Tingkat keengganan terhadap vaksin Covid-19 ada di Papua, Papua Barat, dan Aceh. Lebih spesifik lagi, studi CISDI juga bertanya mengenai vaksin Covid-19 untuk anak.

Baca Juga: Bulan Depan, Amerika Serikat Mulai Vaksinasi COVID-19 Anak Usia 5-11 Tahun

"Ternyata 49 persen responden melaporkan mayoritas orang tua di komunitas menginginkan anaknya mendapatkan vaksin Covid. Namun cukup besar juga 33 persen responden melaporkan mayoritas orang tua di komunitas tidak menginginkan anaknya mendapatkan vaksin covid," tuturnya.

Wilayah Aceh, Papua, dan Papua Barat kembali jadi yang paling banyak ditemukan keengganan terhadap vaksin Covid-19, terutama untuk anak.

"Alasan utama untuk menolak mendapatkan vaksin karena ketakutan terhadap efek samping, tidak percaya terhadap efektivitas vaksin, dan secara umum memang tidak percaya terhadap vaksin. Juga merasa kurang informasi terkait vaksin," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI