Suara.com - Kram selama menstruasi adalah hal umum yang kerap dialami oleh perempuan. Biasanya itu menandakan permulaan siklus menstruasi.
Kram saat menstruasi juga biasanya berhubungan dengan rasa sakit, ketidaknyamanan, dan kembung. Namun, dalam kasus tertentu, seorang perempuan mungkin mengalami kram perut bahkan saat tidak sedang menstruasi.
Lantas apa sebenarnya penyebabnya? Dilansir dari Healthshots, Dr Uma Vaidyanathan, Konsultan Senior, Obstetri dan Ginekologi, Rumah Sakit Fortis, Shalimar Bagh, Delhi mengungkapkan penyebabnya.
Dr Vaidyanathan menjelaskan bahwa saat akan mulai menstruasi, perempuan bisa mengalami kram, yang bermanifestasi dalam bentuk ketidaknyamanan punggung bawah.
Baca Juga: Terlalu Banyak Konsumsi Vitamin C Bisa Ganggu Silus Menstruasi, Benarkah?
Kondisi itu diikuti dengan rasa sakit di daerah perut bagian bawah, dan kemudian mengakibatkan pendarahan. Ini adalah pola menstruasi yang biasa, dia menyoroti, dan rasa sakitnya berhubungan dengan ovulasi.
“Ovulasi berarti pelepasan sel telur dan terjadi interaksi hormonal yang baik yang menyebabkan rasa sakit,” ujarnya.
Perempuan juga bisa mengalami kram saat tidak sedang menstruasi, dan itu terkait dengan faktor-faktor tertentu, seperti yang disebutkan oleh Dr. Vaidyanathan.
Untuk itu kamu harus mempertimbangkan untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda mengalami faktor-faktor berikut:
Gangguan menstruasi: entah ada beberapa gangguan atau keterlambatan dalam pola menstruasi, untuk bulan tertentu. Ini adalah penyebab umum kram bahkan ketika menstruasi belum terjadi.
Baca Juga: Redakan Kram Perut Akibat Menstruasi, Coba Lakukan 5 Pose Yoga Ini
Kehamilan
Jika seorang perempuan aktif secara seksual dan mengalami sakit perut bagian bawah, saat tidak sedang menstruasi, maka dia harus melakukan tes kehamilan urin. Jika seseorang hamil, maka beberapa rasa sakit adalah normal, namun tidak boleh terlalu banyak sehingga mengganggu fungsi sehari-hari.
Rasa sakit yang terus-menerus juga bisa menandakan kehamilan ektopik, yang berarti bahwa kehamilan tidak ditanamkan di dalam rahim tetapi di luarnya. Ini bisa menjadi alasan kram.
Faktor lain
Jika seseorang tidak hamil, maka dokter dapat meresepkan obat pereda nyeri, dan meminta pasien untuk menunggu selama seminggu. Jika tidak ada perbaikan dalam keparahan nyeri, dokter akan menyarankan USG untuk memeriksa ketebalan lapisan rahim, atau mengidentifikasi kista ovarium.
Tergantung pada diagnosisnya, dokter kemudian dapat meresepkan obat pereda nyeri, antibiotik untuk infeksi di daerah panggul atau saluran kemih, atau dukungan hormonal selama 3 hingga 4 hari jika terjadi keterlambatan menstruasi.