Suara.com - Sebuah inovasi medis dilakukan ahli bedah New York yang berhasil menjalankan transplantasi ginjal babi ke tubuh manusia menggunakan prosedur terobosan eksperimen terbaru.
Adalah Robert Montgomery, Direktur Institut Transplantasi Langoone NYU, yang bersama tim bedahnya, melakukan operasi pada 25 September 2021 lalu, menggunakan ginjal babi yang direkayasa secara genetik.
Organ ginjal itu ditransplantasikan pada pembuluh darah di kaki seorang pasien yang sudah meninggal, namun tubuhnya masih berfungsi karena dirawat menggunakan ventilator.
Menurut Montgomery, keberhasilan prosedur eksperimen ini sangat penting, karena bisa menggali potensi babi mengisi kesenjangan tersedianya organ sehat untuk pasien yang membutuhkan, dan bisa menyelamatkan nyawa banyak orang.
Baca Juga: Tampil Beda dengan Brewok, Ini 8 Potret Macho Kevin Aprilio Usai Transplantasi Rambut
Apalagi, menurut data, hampir 50 persen pasien yang butuh donor organ, kondisinya terus memburuk saat menunggu transplantasi, bahkan tak jarang mereka meninggal dunia saat donor organ belum tersedia.
"Kebutuhan transplantasi akan selalu melebihi pasokan organ manusia. Jika kita membayangkan pasokan donor organ manusia ibarat bahan bakar fosil, maka organ babi adalah angin dan matahari yang tidak terbatas dan berkelanjutan," jelas Montgomery, mengutip Insider, Jumat (22/10/2021).
Adapun keberhasilan prosedur ini dilakukan, setelah ahli bedah memasang ginjal, kondisi pasien tersebut terus dipantau selama 54 jam, dan selama itu pula kondisinya berjalan normal, dan tidak ada tanda organ ditolak oleh tubuh.
Sebelumnya, eksperimen operasi lintas spesies ini dianggap gagal karena antibodi manusia menyerang organ asing yang ditransplantasikan ke tubuh manusia.
Adapun babi yang ginjalnya ditransplantasikan sudah menjalani pengeditan gen untuk menghilangkan molekul spesifik, yaitu Alpha-gal, yang merupakan sejenis gula yang bisa memicu kekebalan tubuh manusia bekerja dengan sangat cepat.
Baca Juga: Cangkok Rambut dan Jenggot di Turki, Kevin Aprilio Dapat Diskon