Virus Corona Ngamuk Di Inggris, Inikah Biang Keladinya?

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Kamis, 21 Oktober 2021 | 11:30 WIB
Virus Corona Ngamuk Di Inggris, Inikah Biang Keladinya?
Ilustrasi Virus Corona. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kasus Covid-19 di Inggris masih terus mengalami peningkatan signigikan. Bahkan, dilansir dari Metro UK, terdapat 50.000 infeksi baru dikonfirmasi Rabu, (21/10/2021) yang merupakan rekor tertinggi sejak Juli 2021.

Anggota Parlemen Inggris Sajid Javid mengungkapkan bahwa peningkatkan kasus tersebut disebabkan strain baru varian Delta Covid-19 menyebar.

Seemntara itu, sebanyak 179 kematian telah dikonfirmas. Para ahli memperingatkan bahwa angka itu kemungkinan akan meningkat dalam beberapa minggu mendatang karena meningkatnya infeksi.

Berbicara pada konferensi pers, sekretaris kesehatan mengkonfirmasi bahwa pemerintah sedang memantau jenis penyakit baru.

Baca Juga: Kabar Baik, Indonesia Kembali Kedatangan Jutaan Vaksin Covid-19

Ilustrasi virus corona Covid-19, masker bedah (Pixabay/Coyot)
Ilustrasi virus corona Covid-19, masker bedah (Pixabay/Coyot)

Varian 'Delta plus' – yang secara resmi dikenal sebagai AY.4.2 – terdiri dari sekitar 6 persen kasus minggu lalu, memicu kekhawatiran bahwa itu bisa lebih menular.

"Kami mengidentifikasi varian baru setiap saat. Ini termasuk versi baru dari varian Delta yang saat ini dikenal sebagai AY.4.2 dan varian baru itu sekarang menyebar," kata dia.

Meskipun masih belum ada bukti kuat bahwa varian tersebut akan memicu ancaman yang lebih besar atau tidak, namun ia mengingatkan untuk tetap waspada.

"Jadi kita harus siap untuk apa yang ada di depan mata," kata dia.

Dari 377 wilayah lokal di Inggris, 306 (81 persen) mengalami kenaikan dari minggu ke minggu, 70 (19%) mengalami penurunan dan satu tidak berubah.

Baca Juga: Info Vaksin Surabaya 21 Oktober 2021 Ada di 12 Tempat dari Pagi Hingga Malam

Situasi di Inggris jauh lebih buruk daripada di tempat lain di Eropa, dengan kasus melonjak dari 367 per 100.000 orang pada awal Oktober menjadi 463 per 100.000.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI