Ilmuwan Menemukan Terapi Potensial Baru untuk Mengobati Penyakit Autoimun Artritis

Kamis, 21 Oktober 2021 | 08:35 WIB
Ilmuwan Menemukan Terapi Potensial Baru untuk Mengobati Penyakit Autoimun Artritis
Ilustrasi penderita artitis (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para peneliti di Schroeder Arthritis Institute, bagian dari University Health Network (UHN) di Toronto, telah membuat penemuan yang dapat mengarah ke pengobatan baru penyakit axial spondyloarthritis (AxSpA).

Axial spondyloarthritis (AxSpA) merupakan penyakit autoimun yang dapat menyebabkan peradangan (artritis) pada sendi, tulang belakang, mata, usus dan kulit.

"Penderita AxSpA mengalami peradangan, nyeri, kekakuan, dan seiring waktu, ini dapat menyebabkan fusi tulang belakang dan hilangnya mobilitas," jelas ahli reumatologi Nigil Haroon.

Saat ini kita hanya memiliki sedikit pilihan terapi bagi sebagian besar pasien AxSpA. Penulis utama makalah yang terbit di jurnal Science Translational Medicine ini mengatakan ada kebutuhan mendesak untuk menemukan pengobatan AxSpA yang efektif dan mencakup segala gejala klinisnya.

Baca Juga: Keutamaan Air Hujan Dalam Alquran, Bisa Untuk Pengobatan

"Meskipun beberapa perawatan, termasuk obat biologis, pasien tidak menganggapi pengobatan apa pun dan malah mengembangkan sakit parah dan pembentukan tulang abnornal baru," ujar Akihiro Nakamura, lapor Medical Xpress.

Lumpuh
Ilustrasi penderita artritis (Shutterstock)

Studi ini berfokus pada peran faktor penghambat migrasi makrofag (MIF), yang fungsinya sebagai protein penginduksi respons peradangan. Peneliti mengamati bahwa ekspresi MIF dan reseptornya CD74, meningkat dalam darah dan jaringan model pra-klinis.

Mereka juga menemukan bahwa neutrofil, sejenis sel darah putih yang memicu respons sistem kekebalan, mengeluarkan konsentrasi MIF dalam kadar tinggi. Akhirnya, hal ini akan mendorong sel-sel lain menyebabkan banyak peradangan di tubuh.

Artinya, jika tubuh terpapar pemicu produksi MIF, maka seseorang akan lebih rentan menderita AxSpA kelak.

"Jika kita dapat memblokir kelebihan produksi MIF lebih awal, kita mungkin dapat menginduksi untuk remisi penyakit dan mencegah kecacatan serta kematian terkait AxSpA," ungkap Haroon.

Baca Juga: Pengobatan Interferon Beta-1a Disebut Kurang Efektif untuk Memulihkan Pasien Covid-19

Peneliti juga menduga bahwa MIF kemungkinan menjadi salah satu faktor pembentuk tulang baru.

Dalam model pra-klinis, peneliti menggunakan obat pemblokir spesifik MIF, disebut MIF098. Peneliti menemukan cara ini berhasil mencegah dan mambatasi timbulnya penyakit dan perkembangan AxSpA.

Sekarang, mereka akan berfokus pada pengujian potensi terapi lain yang menargetkan MIF juga, yang dapat mengarah ke penemuan obat baru bagi AxSpA.

Selain itu, mereka juga berharap dapat menguji kemanjuran penghambat MIF pada pasien asli melalui uji klinis, sehingga mereka dapat menentukan konsenstrasi optimal dan frekuensi pemberian obat sekaligus mempelajari potensi efek sampingnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI