Kekebalan Alami Tanpa Vaksin, Apakah Cukup untuk Melindungi Dari Covid-19?

Rabu, 20 Oktober 2021 | 10:52 WIB
Kekebalan Alami Tanpa Vaksin, Apakah Cukup untuk Melindungi Dari Covid-19?
Ilustrasi kekebalan alami melindungi dari Covid-19. (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Untuk melindungi diri dari penularan virus Covid-19, vaksinasi merupakan salah satu cara yang diupayakan untuk membentuk kekebalan tubuh. Itu sebabnya, hingga saat ini, Pemerintah masih terus menggencarkan program vaksinasi untuk seluruh masyarakat.

Tapi, bagaimana dengan kekebalan alami tanpa vaksin? Apakah tetap bisa melindungi kita dari Covid-19?

Dilansir dari Healthshots, aktris Bollywood, Pooja Bedi, 51 tahun, melalui Instagram pribadinya, menceritakan bahwa dirinya baru saja dites dan positif Covid-19. Lewat unggahan tersebut, ia mengatakan dirinya tidak perlu vaksinasi karena sudah bisa mengandalkan kekebalan alami yang didapatnya.

“Akhirnya saya dinyatakan positif Covid-19. Dan saya memilih untuk tetap tidak vaksinasi karena ini keputusan pribadi saya untuk mengizinkan kekebalan alami sebagai alternatif penyembuhan,” ungkapnya, mengutip dari Healthshots.

Baca Juga: Sekelompok Peneliti Sedang Mencari Orang yang Mungkin Kebal Covid-19, Anda Termasuk?

Dalam video tersebut, ia juga menunjukkan bahwa dirinya memiliki andalan berupa 17 herbal dan melakukan inhalasi uap. Bedi juga rutin minum air tebu untuk meningkatkan energi tubuh.

Tidak hanya Bedi, masih banyak masyarakat yang sampai saat ini tidak percaya terhadap program vaksinasi. Tapi, apakah hal tersebut dapat dibenarkan?

Ahli Mikrobiologi Klinis dari Metropolis Healthcare Ltd, Dr. Rohini Kelkar, mengatakan, “Di Covid-19, kami memberikan protein virus. Penting untuk dipahami bahwa SARS-CoV-2 merupakan virus yang berbeda sama sekali. Dan kami sedang dalam proses mempelajari detail tentang virus ini. Dan ini merupakan pertama kalinya dalam sejarah kami menggunakan vaksin di tengah pandemi,” ungkapnya.

Menurutnya, dosis pertama vaksin dapat memicu respons imun, di mana itu akan melindungi seseorang dari penularan.

“Respons imun utama tubuh mungkin lambat terbentuk, dan tidak terlalu kuat. Tapi, tingkat antibodi itu kemudian mulai meningkat,” tambah Dr. Kelkar.

Baca Juga: Kasus Pasien Covid-19 di Bantul yang Sembuh Bertambah Jadi 17 Orang

Ia melanjutkan, tingkat antibodi yang mulai meningkat, dan kemudian turun, itu terjadi setelah beberapa minggu dan beberapa bulan. Tetapi, yang tersisa dari antibodi itu adalah bagian dari sel-sel memori.

“Ada sel yang memproses protein asing ini, dan kemudian mereka mengingatnya. Mereka tetap berada di dalam sistem kekebalan. Respon sekunder jauh lebih kuat dan sangat cepat, sehingga Anda mendapatkan puncak antibodi, setelah vaksinasi kedua,” jelas Dr Kelkar.

Ada beberapa orang yang percaya bahwa cukup satu dosis vaksin untuk mencegah penularan dari Covid-19. Tetapi, Dr. Kelkar menjawab bahwa mendapatkan dua dosis vaksin tentu lebih baik.

“Kami tahu dua dosis vaksin Covid-19 akan memberi Anda kekebalan yang lebih baik. Kami tidak tahu apakah satu dosis akan memberi tingkat antibodi yang memadai atau tidak, tapi dua dosis tentu lebih baik,” ungkap Dr. Kelkar.

“Karena itu, sangat penting untuk mendapatkan dosis kedua vaksin Covid-19,” lanjutnya.

Walau sudah mendapatkan dosis vaksinasi, dr. Kelkar menambahkan, kita perlu lakukan pola hidup yang sehat, sebab ini dapat membangun kekebalan tubuh.

“Diet sehat, olahraga, hidrasi, tidur, dan pengendalian stres semuanya penting. Jika kita mengikuti aspek ini, itu dapat membantu meningkatkan kekebalan kita,” tutup Dr. Kelkar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI