Kemenkes: Sejak Januari Ada 2000 Hoaks Soal Vaksinasi Covid-19

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 19 Oktober 2021 | 18:58 WIB
Kemenkes:  Sejak Januari Ada 2000 Hoaks Soal Vaksinasi Covid-19
Juru Bicara Pemerintah untuk Vaksinasi Covid-19 dr Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Jumat (21/1/2021). [Tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Program vaksinasi Covid-19 dosis pertama telah menembus angka 100 juta. Meski demikian, masih ada tantangan dalam pelaksanaan program vaksinasi Covid-19.

Salah satunya ialah terkait dengan hoaks vaksinasi Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, sejak Januari tercatat 2.000 hoaks mengenai vaksinasi Covid-19 yang beredar.

Sayangnya, sekitar 50 persen masyarakat Indonesia tidak mengecek informasi yang didapat apakah benar atau tidak.

Mereka yang membaca informasi itu terkadang menjadi ragu atau bahkan meyakini informasi itu apalagi jika yang mengirimkan informasi adalah orang yang dipercaya.

Baca Juga: Uni Eropa Bakal Izinkan Vaksin COVID-19 Pfizer pada Anak di Bawah 11 Tahun

Ilustrasi Vaksin Covid-19. (Pixabay)
Ilustrasi Vaksin Covid-19. (Pixabay)

"Orang Indonesia sangat care dengan orang lain. Sehingga begitu menerima berita yang sepertinya akan membahayakan kerabat, teman atau pun, langsung disebar ke kelompok WhatsApp grup, langsung di share. Ini kadang-kadang yang membaca menjadi ragu divaksin atau meyakini. Kalau mau lihat situs Kominfo, itu ada info yang menjelaskan postingan hoaks atau bukan," ujar Nadia seperti dikutip dari keterangannya, Selasa, (19/10/2021).

Direktur Pengelolaan Media, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Nursodik Gunarjo mengakui jika jumlah hoaks yang beredar di masyarakat terkait Covid-19 sudah 2 ribu. Namun, jumlah itu merupakan anak-anak dari info hoaks.

"Induknya 363 substansi. Tetapi dari substansi itu beranak pinak. Kalau data di kami 1.957, tetapi itu data terakhir pada 19 September pukul 06.00 WIB di trust positif kominfo.co.id. Kalau jam ini mungkin bisa sejumlah itu," kata Nursodik.

Ia memaparkan, info hoaks Covid-19 banyak disebar melalui WA dan Facebook (FB). Dua platform ini sering dipakai masyarakat untuk menyampaikan ke teman-teman mereka. Namun terkait isi, mereka tidak create.

"Mereka dapat dari orang lain. Baca judul langsung disampaikan ke orang lain, share. Kita mengkhawatirkan karena literasi digital masyarakat rendah. Artinya mereka pikir apa yang di medsos, itu adalah hal benar belaka. Oleh karena itu tanpa pikir panjang langsung bagi ke orang lain. Ini konsidis berbahaya, karena kelihatan sepele tapi dampaknya sangat berpengaruh terhadap upaya-upaya kita dalam pemberantasan Covid-19. Apalagi terkait vaksin yang masih banyak terpapar oleh isu-isu tidak benar," ungkapnya.

Baca Juga: Awalnya Bikin Geram Ajak Orang Tak Vaksinasi, Endingnya Plot Twist

Terkait info hoaks ini, menurut Nursodik, pemerintah telah bersikap tegas. Arahan dari pimpinan di Kominfo, terkait hoaks vaksin langsung takedown. Langkah takedown adalah upaya upaya hilir. Sedangkan di hulu, Kominfo melakukan edukasi dan literasi khususnya literasi digital mengenai Covid-19.

"Di tengah, Kominfo melakukan tracing dan traking konten hoaks. Hilir ada takedown dan penegakan hukum. Tiga langkah ini sejauh ini berjalan baik. Selama tiga hal ini berjalan efektif dan kontinyu, konten hoaks akan berkurang. Kalau dilihat tren akhir-akhir ini menurun dibanding awal dulu," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI