Suara.com - Amerika Serikat akan memberikan suntikan vaksin dosis ketiga alias vaksin booster kepada sejumlah masyarakat dalam waktu dekat.
Terkait hal ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) berencana mengizinkan warga AS untuk mendapatkan vaksin COVID-19 booster (penguat) yang berbeda dari dosis pertama.
FDA pada September merestui penggunaan vaksin booster buatan Pfizer-BioNTech pada lansia di atas 65 tahun dan sejumlah warga Amerika yang sangat berisiko.
Panel penasihat FDA juga mendukung penggunaan booster produksi Moderna serta Johnson & Johnson.
Baca Juga: Polisi Tolak Laporan Wanita Hampir Diperkosa, Alasannya Belum Vaksin
Sebelumnya, New York Times melaporkan bahwa pemerintah tidak akan merekomendasikan vaksin berbeda dan kemungkinan akan menyebutkan bahwa penggunaan vaksin yang sama sebagai booster, jika memungkinkan, lebih disukai.
FDA enggan mengomentari masalah tersebut.
Para pejabat kesehatan AS berada di bawah tekanan untuk mengizinkan penggunaan dosis tambahan setelah Gedung Putih pada Agustus mengumumkan rencana untuk memperluas kalangan yang perlu mendapat vaksin booster.
Rencana itu kini menunggu persetujuan dari FDA serta Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC).
Penelitian yang dilakukan oleh Institut Kesehatan Nasional (NIH) pekan lalu menunjukkan bahwa orang-orang yang dosis pertamanya mendapat suntikan vaksin Johnson & Johnson memiliki respons imun yang lebih kuat ketika mereka mendapat vaksin booster buatan Pfizer dan Moderna. [ANTARA]
Baca Juga: Uni Eropa Bakal Izinkan Vaksin COVID-19 Pfizer pada Anak di Bawah 11 Tahun