Suara.com - Pasien kanker kini sudah bisa mendapatkan vaksin Covid-19. Tapi, menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Tjandra Yoga Aditama, penting untuk diperhatikan efektivitas vaksin khususnya pada bagi pasien dengan gangguan imunitas.
“Beberapa jenis pengobatan kanker seperti kemoterapi, radioterapi, transplantasi sumsum tulang, stem cell dan imunoterapi dapat mempengaruhi imunitas tubuh sehingga vaksin menjadi relatif kurang efektif,” kata Tjandra dikutip dari ANTARA.
Komentar itu juga didukung oleh penelitian Institut kanker nasional Amerika Serikat (NCI) juga menyatakan, yang menyatakan hal terupa.
Tetapi, pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi, radioterapi, imunoterapi dan terapi target dapat diberikan vaksin COVID-19, menurut National University Cancer Institute Singapore (NCIS).
Baca Juga: Jangan Anggap Sepele Nyeri Kaki, Dokter: Bisa Jadi Tanda Kanker Paru
Dengan mengutip tulisan di Cancer Therapy Advisor pada 31 Agustus 2021, Tjandra mengungkapkan, berdasarkan penelitian, pasien dengan keganasan hemotologi (kanker darah) memang mendapatkan respon kekebalan lebih rendah sesudah divaksin COVID-19, dibanding dengan pasien dengan kanker padat.
Mengutip The Washington Post, sebagai pasien kanker darah, bahkan yang berhasil diobati, Powell memenuhi syarat mendapatkan dosis vaksin mRNA dan mungkin tidak memiliki respons kekebalan normal dari suntikan awal.
Para pejabat kesehatan mengatakan, suntikan tambahan atau booster harus dilihat sebagai cara bagi pasien ini untuk menyelesaikan imunisasi awal.
Komite Bersama untuk Vaksinasi dan Imunisasi di Inggris (JCVI) menyebutkan, kanker darah termasuk dalam sejumlah keadaan penyakit yang memerlukan suntikan vaksin dosis ketiga.
Strategic Advisory Group of Expert (SAGE) on Immunization juga merekomendasikan mereka dengan imunosupresi sedang dan berat dapat diberikan vaksin dosis ketiga.
Baca Juga: FDA Akan Izinkan Pemberian Vaksin Covid-19 Booster Dengan Merek Berbeda