Suara.com - Orang dengan diabetes tipe 2 harus melakukan perubahan gaya hidup untuk mengontrol kadar gula darah dalam tubuh dan mengontrol gejalanya.
Perubahan gaya hidup ini bisa dimulai dari memilih makanan yang dikonsumsi hingga olahraga rutin.
Diabetes tipe 2 termasuk masalah kesehatan yang telah mempengaruhi sebagian besar populasi di atas 50 tahun.
Pria maupun wanita sama-sama rentan mengalami gangguan metabolisme tersebut.
Baca Juga: Lagi, Studi Buktikan Vaksinasi Efektif Lawan Virus Corona Penyebab Sakit Covid-19
Tapi dilansir dari Times of India, pria dan wanita bisa mengalami gejala dan komplikasi terkait diabetes tipe 2 yang sangat berbeda.
Diabetes tipe 2 sendiri merupakan penyakit kronis ketika tubuh kurang responsive terhadap insulin, hormon yang bertanggung jawab mengatur kadar gula darah.
Entah tubuh mereka tidak membuat cukup insulin atau sel tidak dapat menggunakannya. Kondisi ini bisa menyebabkan peningkatan kadar gula darah dalam tubuh yang bisa mempengaruhi jantung, mata, ginjal dan sistem saraf seiring waktu.
Sayangnya, diabetes tipe 2 ini merupakan kondisi kesehatan yang hanya bisa dikelola dan tidak bisa disembuhkan. Gejala awal diabetes tipe 2 sendiri, meliputi:
- Keseringan buang air kecil
- Penglihatan kabur
- Perubahan emosi secara cepat
- Kesemutan atau mati rasa di tangan atau kaki
- Menurunkan berat badan
Diabetes tipe 2 umumnya didiagnosis pada orang dewasa paruh baya atau lebih tua. Tapi, kondisi ini juga bisa mempengaruhi anak-anak dan remaja jika mereka mengalami obesitas.
Baca Juga: Lebih dari 50 Persen Penyintas Virus Corona Alami Long Covid-19, Apa Sebabnya?
Dalam hal jenis kelamin, pria dua kali lebih mungkin terkena diabetes tipe 2 dibandingkan dengan wanita. Sesuai penelitian, penyebabnya adalah perbedaan distribusi lemak dalam tubuh wanita dan pria.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pria menumpuk lebih banyak lemak di bagian tengah (lemak visceral), sehingga mereka lebih rentan untuk mengembangkan diabetes tipe 2.
Di sisi lain, wanita cenderung menyimpan sebagian besar lemaknya di daerah kaki dan pinggul, yang dikenal sebagai lemak subkutan. Lemak visceral lebih berbahaya bagi kesehatan dan aktif secara metabolik daripada lemak subkutan.
Karena itulah lemak ini bisa meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2 dan kondisi metabolisme lainnya pada pria. Hal ini juga menyiratkan jika wanita mengalami obesitas, mereka secara metabolik lebih sehat daripada pria.
Meskipun pria dan wanita memiliki indeks massa tubuh (BMI) yang sama, tapi pria lebih berisiko terkena diabetes dibandingkan wanita. Faktor lain yang membuat pria lebih mungkin terkena diabetes termasuk konsumsi alkohol dan kebiasaan merokok.
Tetapi, perlu diingat bahwa wanita justru lebih berisiko mengembangkan komplikasi parah akibat diabetes dibandingkan pria. Meskipun mereka tidak rentan terhadap diabetes tipe 2.
Meskipun penelitian menunjukkan bahwa wanita lebih proaktif dalam mengelola kondisi mereka daripada pria, hormon seks meningkatkan risiko komplikasi.
Jika Anda mengabaikan diabetes dalam waktu lama, kondisi ini bisa menyebabkan masalah jantung, penyakit ginjal, stroke, depresi dan kecemasan.
Tingkat gula darah yang tinggi dalam tubuh juga mengurangi efek perlindungan dari estrogen dalam tubuh wanita, meningkatkan kemungkinan mengembangkan komplikasi yang berhubungan dengan kesehatan.