Suara.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah memberi izin penggunaan setengah dosis vaksin Moderna, Pfizer dan satu dosis Johson & Johnson sebagai booster.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) bulan lalu merekomendasikan dosis ketika booster vaksin Pfizer atau Moderna bagi orang berusia 65 tahun ke atas dan 18 tahun ke atas yang berisiko terpapar atau mengalami Covid-19 parah.
Meski begitu, anggota Komite Penasihat Vaksin dan Produk Biologi Terkait (VRBPAC) FDA Dr. Paul Offit mengatakan tidak semua orang membutuhkan booster.
"Aku khawatir dengan mereka yang berusia 18 hingga 29 tahun, karena mereka lah kelompok yang berisiko tinggi terkena miokarditis, atau peradangan otot jantung," jelas Offit, lapor CNN.
Baca Juga: Apindo Kepri Buka Pendaftaran Vaksin, Daftar di Link Ini
Direktur Divisi Inovasi Klinis Dr. Michael Kurilla di National Center for Advancing Translational Sciences NIH juga setuju dengan hal itu.
"Saya tidak melihat perlunya kampanye lepas untuk booster," kata Kurilla.
Alih-alih booster, para ahli lebih mendorong masyarakat yang belum vaksin untuk vaksinasi Covid-19 dosis pertama untuk mengatasi pandemi virus corona ini.
Mereka juga menunjukkan bahwa daerah dengan tingkat vaksinasi tinggi memilki nasib baik akan pasien rawat inap. Maksudnya, kasus rawat inap Covid-19 menurun.
Di sisi lain, Komite Penasihat Obat Antimikroba FDA akan bertemu pada 30 November mendatang untuk membahas penggunaan darurat pil antivirus yang diproduksi Merck and Ridgeback.
Baca Juga: Daftar Vaksin Online Bandung Khusus Ibu Hamil dan Anak Sekolah
Menurut mereka, pil antivirus ini dapat menjadi obat bagi pasien yang baru terinfeksi, sementara vaksin Covid-19 hanya bertindak sebagai 'alat preventif'.