Suara.com - Batuk bisa disebabkan oleh virus corona Covid-19, flu maupun kanker paru-paru. Tapi, batuk lebih sering disebabkan oleh flu, yang biasanya berlangsung selama 3-4 minggu dan akan berangsur-angsur membaik.
Selama batuk dalam jangka waktu tersebut, Anda mungkin merasa lebih sering batuk di malam hari. Sleep Foundation pun mencari tahu penyebab seseorang lebih sering batuk di malam hari.
Batuk yang lebih sering terjadi malam hari disebut batuk nocturnal yang sangat umum terjadi pada pasien asma. Kondisi ini bisa membuat seseorang kesulitan tidur nyenyak atau tetap tertidur nyaman.
Menurut Sleep Foundation, secara umum, batuk di malam hari maupun siang hari sama-sama sebuah upaya untuk mengeluarkan lendir dan benda asing dari tenggorokan, kotak suara dan paru-paru.
"Ketika Anda sakit, batuk Anda mungkin memburuk di malam hari karena tetesan postnasal. Postnasal drip mengacu pada sekresi yang mengalir di bagian belakang tenggorokan, alih-alih keluar dari hidung," kata Sleep Foundation dikutip dari Express.

Kondisi ini juga seringkali disertai oleh pilek, flu, alergi dan infeksi sinus. Para ahli tidur menjelaskan bahwa tidur telentang bisa menjadi penyebab postnasal drip, yang mungkin menjadi penyebab seseorang mengalami batuk lebih parah di malam hari.
Batuk biasanya akan hilang sendiri dalam waktu 3 sampai 4 minggu. Tapi, salah satu cara yang bisa mempercepat penyembuhan batuk adalah istirahat yang cukup.
Jika batuk Anda disebabkan oleh pilek daripada merokok, mulas atau alergi, maka Anda harus cukup tidur untuk membantu pemulihan. Karena, tidur yang cukup dan sistem kekebalan yang kuat sangat berkaitan erat.
Tidur yang cukup bisa membantu meningkatkan penyembuhan dan kekebalan yang menjadi langkah penting untuk mengatasi batuk.
Baca Juga: Kesempatan Terakhir, WHO Bentuk Tim Untuk Cari Asal-Usul Virus Corona
Jika Anda tetap tidak bisa tidur nyenyak karena batuk, Anda bisa mengonsumsi madu untuk membantu mengatasi infeksi pernapasan yang menyebabkan batuk, seperti pilek.