Suara.com - Kanker payudara terjadi akibat adanya pertumbuhan tanpa kontrol dari sel abnormal. Pertumbuhan sel itu yang kemudian akan menjadi benjolan pada area payudara.
Dokter spesialis onkologi radioterapi dr. Ade Margaretha L.T Sp.Onk. Rad., menjelaskan bahwa kebanyakan pertumbuhan sel abnormal itu bermula dari saluran yang membawa ASI ke puting sehingga berkembang menjadi kanker.
Menurutnya, benjolan yang tidak normal dan muncul tiba-tiba itu memang menjadi gejala utama dari kanker payudara. Meski begitu, ia menegaskan kalau benjolan tersebut tidak ganas jika bisa ditemukan dan dapat penanganan medis secepat mungkin.
"Jadi jangan takut kalau ada benjolan. Periksa ke dokter apakah itu kanker atau bukan," ucapnya saat Pink webinar series Quality Life After Breast Cancer, Jumat (15/10/2021).
Baca Juga: Manfaat Lain Yogurt: Bantu Pemulihan Pasien Kanker Kemoterapi!
Gejala lain yang bisa muncul juga di antaranya, payudara membengkak dan terlihat seperti kulit jeruk. Selain itu, puting mengalami retraksi atau tertarik ke dalam, kulit payudara juga memerah, kering, dan bisa keluar cairan dari puting.
Akan tetapi, gejala seperti itu umumnya terjadi ketika kanker payudara sudah mencapai stadium 3 atau 4.
Dokter Ade menjelaskan, jika sudah terkonfirmasi kanker, maka akan dilakukan pemeriksaan penentuan stadium dengan melihat ukuran sel kanker juga kemungkinan penyebarannya.
"Apakah sudah ada penyebaran pada organ sekitar atau adakah penyebaran ke organ yang jauh. Itu bisa kita lihat dari USG, rontgen dada, dan CT Scan," jelas dokter Ade.
Apabila sudah didiagnosis maka bisa segera dilakukan pengobatan sesuai kondisi stadium. Pengobatan kanker payudara umumnya bisa dilakukan dengan kemoterapi, radioterapi, radiasi, hingga pembedahan.
Baca Juga: Warna Darah Menstruasi Seperti Ini, Waspadai Tanda Penyakit Berbahaya
Dokter spesialis bedah onkologi dr. Bob Andinata, Sp.B(K). Onk., menjelaskan bahwa tingkatan stadium pada kanker terhitung dari stadium 0-4.
Namun, untuk pengobatan dengan operasi pengangkatan payudara hanya dilakukan untuk pasien kanker mulai dari stadium 2. Sedangkan untuk pengobatan stadium awal cukup dilakukan terapi dan angka kesembuhan juga akan jauh tinggi.
Mulai dari stadium 3, pengobatan menjadi lebih komplek. Dokter Bob mengatakan bahwa pembedahan biasanya dilakukan pada tahap akhir.
"Karena pasien harus kemo dulu untuk memblok agar sel kanker tidak menyebar ke organ lain seperti paru, otak, hati. Setelah 3 kali kemoterapi lalu pembedahan," jelasnya.
Selesai pembedahan, pasien tetap dianjurkan melakukan kemoterapi untuk melengkapi pengobatan. Setelah itu dilakukan lagi radiasi, target terapi, dan diberikan hormonal terapi.
Sementara jika sudah stadium 4, opersi pembedahan dinilai sudah tidak terlalu berpengaruh dalam pengobatan pasien kanker payudara.
"Karena kanker sudah menyebar. Kalau menyebarnya ke tulang bisa menyebabkan nyeri, patah tulang belakang yang mengakibatkan tidak bisa bergerak. Kalau ke hati bisa akibatkan sakut kuning dan bengkak. Ke otak bisa mengakibatkan gangguan kesadaran. Jadi jangan sampai pasien datang saat sudah stadium 3 dan 4," ucapnya.
Selain membutuhkan biaya yang lebih besar karena serangkaian pengobatan yang panjang, dokter Bob menyampaikan kalau harapan kesembuhan bagi pasien kanker payudara stadium 3 dan 4 juga tak sampai 50 persen.