Satu Perempuan di Indonesia Didiagnosis Kanker Payudara Setiap 8 Menit

Jum'at, 15 Oktober 2021 | 10:57 WIB
Satu Perempuan di Indonesia Didiagnosis Kanker Payudara Setiap 8 Menit
Ilustrasi kanker payudara. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kanker Payudara menjadi jenis kanker terbanyak yang terjadi pada perempuan di Indonesia. Jumlah kasus kanker payudara terus meningkat sejak awal tahun 2000-an dan menyalip angka kasus kanker serviks.

"Dulu tahun 90-an, saya melihat bahwa kanker di dunia, di Indonesia yang terbanyak adalah kanker serviks, payudara nomor 2. Begitu di tahun 2010-2020, kita sama-sama melihat bahwa angka pertumbuhan kanker payudara melejit. Terhitung di 2000-an awal kanker payudara sudah melampaui angka kanker serviks," tutur Dokter spesialis bedah onkologi dr. Bob Andinata, Sp.B(K). Onk., saat Pink webinar series Quality Life After Breast Cancer, Jumat (15/10/2021).

Data dunia Grobogan 2020 tercatat, jumlah kanker payudara di Indonesia secara nasional ada sebanyak 65.858 kasus dalam setahun, atau mendominasi 16,6 persen dari seluruh kasus kanker. Kedua ada kanker serviks sebanyak 9,2 persen.

"Kalau kita bagi dalam 1 tahun saja ada 65.000 kasus, itu berarti 182 kasus per hari atau 7,6 kasus per jam. Dan kalau dalam menit berarti 1 pasien kanker payudara itu terdiagnosis setiap 8 menit," tuturnya.

Baca Juga: Ketahui Gejala Kanker Payudara Selain Benjolan, dari Perubahan Warna Kulit hingga Tekstur!

Data serupa juga tercatat pada Rumah Sakit kanker Dharmais di Jakarta. Dokter Bob mengatakan, sebanyak 1.137 orang terdiagnosis kanker payudara di RS kanker Dharmais selama 2020. Angka tersebut mendominasi hingga 40 persen dari total kasus kanker di RS Dharmais.

Diikuti kanker serviks sebanyak 332 kasus. Kemudian kanker paru, nasofaring, tiroid, prostat, kandung kemih, ovarium, kolon, dan rektum.

"Ini nggak main-main, kanker payudara ini. Jadi semua perempuan harus tahu tentang skrining dan deteksi dini kanker payudara," tegasnya.

Dokter Bob mengingatkan, gejala kanker payudara seringkali memang tidak menimbulkan sakit yang berarti. Jika sudah muncul rasa nyeri di area payudara, itu berarti kanker sudah masuk stadium 3 atau 4.

Padahal, menurut dokter Bob, sebaiknya kanker mulai terdeteksi pada stadium nol ataupun stadium satu. Karena angka kesembuhan lebih tinggi juga biaya yang dibutuhkan lebih sedikit.

Baca Juga: 8 Ucapan Hari Tanpa Bra 2021, Mengingatkan Pentingnya Kesadaran Kanker Payudara

Selain lakukan skrining secara berkala ke rumah sakit, dokter Bob menyarankan agar setiap perempuan lakukan deteksi dini secara mandiri di rumah dengan memeriksa apakah ada benjolan aneh di payudara meskipun tidak terasa nyeri.

"Jika ada benjolan tanpa rasa nyeri yang bertahan selama 2 bulan, maksimal 3 bulan, harus segera periksa ke dokter bedah onkologi untuk mematikan apakah itu abnormal atau normal gejala kista atau gejala kanker," sarannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI