Studi Johns Hopkins: 40 Persen Lansia Indonesia Tak Ingin Divaksinasi COVID-19

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Rabu, 13 Oktober 2021 | 19:25 WIB
Studi Johns Hopkins: 40 Persen Lansia Indonesia Tak Ingin Divaksinasi COVID-19
Ilustrasi vaksinasi lansia. [Dok.ANTARA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyebab masih rendahnya cakupan vaksinasi COVID-19 pada lansia terungkap. Berdasarakan studi terbaru, 40 persen lansia enggan menerima vaksin COVID-19.

Direktur Ilmu Komunikasi dan Penelitian dari Johns Hopkins Center for Communication Programs Douglas Storey mengungkap alasannya.

“Pada kelompok lansia di bawah grafik ini, di atas 55 tahun masih terdapat 40 persen yang melaporkan kemungkinannya tidak akan divaksin,” kata Douglas dalam webinar Urgensi Percepatan Vaksinasi Kelompok Rentan, Antisipasi Gelombang Ketiga COVID-19 yang diikuti di Jakarta, mengutip ANTARA.

Data tersebut, dikumpulkan oleh pihaknya bersama dengan sejumlah pihak seperti Universitas Maryland dan Universtas Carnegie Mellon, setelah melakukan survei yang telah disesuaikan dengan usia, sejak bulan Mei hingga September lalu melalui akun Facebook kepada para pengguna Facebook secara random.

Baca Juga: BPJS Ketenagakerjaan Dukung Pemprov Sumut Kejar Target Vaksinasi

Salah seorang lansia di DIY mengikuti vaksinasi  COVID-19. [Kontributor / Putu Ayu Palupi]
Salah seorang lansia di DIY mengikuti vaksinasi COVID-19. [Kontributor / Putu Ayu Palupi]

Douglas menjelaskan, dari data yang didapatkan, sebanyak 44 persen lansia mengaku takut akan efek samping vaksin yang diberikan, serta sebanyak 37 persen menunggu apakah vaksin tersebut aman untuk digunakan.

Ia menyebutkan, alasan lain masih banyaknya penduduk lansia yang takut divaksinasi adalah tidak mengetahui bagaimana cara kerja vaksin tersebut, tidak menyukai vaksin bahkan banyak dari lansia berfikiran untuk mendahulukan orang lain yang lebih muda dan membutuhkan dibanding dirinya sendiri.

Melihat banyaknya jumlah penduduk lansia yang masih takut untuk melakukan vaksinasi, dia menyarankan pemerintah untuk lebih menggalakkan sosialisasi mengenai vaksin COVID-19 melalui testimoni atau cerita masyarakat yang telah melakukan vaksinasi.

Menurut Douglas, pemerintah Indonesia lebih banyak memberikan edukasi menyangkut hal teknis seperti efek samping vaksin dibandingkan bagaimana cara vaksin tersebut bekerja maupun bukti bahwa vaksin secara efektif dapat mencegah penyakit lain kepada lansia.

Ia menjelaskan, pemerintah perlu menyampaikan edukasi atau sosialisasi tersebut melalui pesan-pesan yang memfokuskan pada terbuktinya keamanan vaksin, testimonial masyarakat lain sehingga lansia tidak menghadapi ketakutan terhadap vaksin COVID-19 itu sendiri.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19, Isran Noor: Jangan Takut, Gak Ada Orang Mati Karena Vaksin

“Jadi implikasinya penyampaian pesan perlu difokuskan pada keamanan vaksin yang telah terbukti dan efek samping akibat COVID-19 dibandingan dengan efek samping dari vaksin yang sangat lebih parah,” ujar dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI