Suara.com - Penyalahgunaan konsumsi ganja dalam jumlah banyak yang telah vaksinasi kemungkinan lebih rentan terinfeksi kasus positif Covid-19.
Penelitian ilmiah yang diterbitkan di World Psychology membuktikan hal tersebut.
Orang-orang yang memiliki gangguan penggunaan zat (SUD), seperti ketergantungan pada ganja, alkohol, kokain, opioid, dan tembakau, lebih mungkin tertular virus corona setelah menerima dua suntikan vaksinasi Covid-19.
Dibandingkan orang-orang yang tidak menggunakan SUD mengalami tingkat infeksi terobosan sebesar 3,6 persen. Sementara orang-orang dengan SUD berisiko 7 persen terinfeksi virus corona.
Baca Juga: Survei HCC: Orang yang Enggan Vaksinasi Covid-19 Cenderung Rendah Terapkan Prokes
Mereka yang memiliki gangguan penggunaan ganja paling berisiko terkena infeksi terobosan, yakni mencapai 7,8 persen.
Di antara zat lain, risiko jadi hilang ketika mempertimbangkan masalah seperti kondisi kesehatan yang mendasari dan status sosial ekonomi.
Perbedaannya belum dikaitkan secara langsung dengan penggunaan ganja tetapi dapat dikaitkan dengan perilaku mereka yang ketergantungan pada ganja.
"Pasien dengan gangguan penggunaan kanabis, yang lebih muda dan memiliki komorbiditas lebih sedikit daripada subtipe SUD lainnya, memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi," kata para peneliti dikutip dari Fox News.
Seperti faktor perilaku atau efek buruk ganja pada fungsi paru dan kekebalan, juga dapat berkontribusi pada risiko yang lebih tinggi untuk infeksi terobosan dalam kelompok anak muda yang kecanduan ganja.
Baca Juga: Sebuah Apotek Salah Mengimunisasi 112 Anak dengan Dosis Vaksin Covid-19 Pfizer Dewasa
Pendukung ganja mengatakan penelitian tersebut tidak menunjukkan bahwa ganja dapat menjadi penyebab dalam kasus terobosan, juga mencatat bahwa sebagian besar pengguna ganja tidak tergantung pada obat tersebut.
"Studi ini terbatas pada orang-orang dengan 'gangguan penggunaan zat' yang merupakan bagian kecil dari konsumen ganja," kata direktur hubungan media untuk Asosiasi Industri Ganja Nasional Morgan Fox kepada Newsweek.