Suara.com - Dari berbagai genre film, horor menjadi salah satu favorit banyak orang. Meski menampilkan tokoh yang menakutkan serta adegan yang mengejutkan, bagi banyak orang menonton film horor memberi kesenangan tesendiri.
Tahukah Anda, kesenangan menonton film horor ini ternyata dipengaruhi oleh genetik.
Dilansir dari WebMD, DNA manusia terhubung sedemikian rupa sehingga beberapa orang menyukai film horor sementara yang lain membencinya. Atau mengapa beberapa orang mendambakan film horor sementara yang lain mundur sebelum mencoba menontonnya.
Tak perlu minder jika Anda mudah takut dengan film horor, sebab refleks alami Anda memiliki alasan di baliknya.
Baca Juga: Sinopsis Paranormal Activity 7: Next of Kin, Terjebak di Keluarga Sekte Sesat
"Epinefrin, juga dikenal sebagai adrenalin, disekresikan dalam darah ketika seseorang menonton film menakutkan," kata Shana Feibel, DO, seorang psikiater di Lindner Center of HOPE dekat Cincinnati, OH.
"Ini menyebabkan sistem saraf simpatik mengambil alih dan menciptakan perasaan melawan atau lari, yang mempersiapkan tubuh untuk merespons ancaman yang dirasakan," jelasnya.
Feibel mengatakan film horor dapat membuat hiperventilasi dan menyebabkan detak jantung Anda meningkat dengan cepat, yang memberi kaki Anda lebih banyak energi untuk berlari lebih cepat dalam situasi pertarungan atau pelarian yang sebenarnya.
Alasan utama mengapa Anda mungkin memiliki respons kejutan yang lebih tinggi daripada yang lain terletak pada tingkat oksitosin, yakni hormon dan neurotransmitter yang disekresikan oleh hipotalamus otak yang menenangkan Anda.
Tingkat oksitosin yang lebih tinggi berarti Anda tidak akan terlalu takut, sedangkan tingkat yang lebih rendah berarti Anda akan mudah takut.
Baca Juga: 4 Tokoh Ini Dikenal Baik di Dunia Nyata, namun Dibuat Buruk pada Film
"Ada variasi besar pada individu tentang seberapa sensitif reseptor oksitosin mereka, yang berarti tingkat oksitosin tertentu dapat berdampak besar atau kecil," kata Joe Cohen, pendiri dan CEO SelfDecode, layanan laporan kesehatan di Miami.
Gen yang mengandung reseptor oksitosin adalah OXTR, dan semakin tidak sensitif, semakin besar kemungkinan Anda mengalami kecemasan , serangan panik , dan ketakutan.
"Ada bagian dari gen itu yang menyebabkan beberapa orang menjadi kurang cemas, kurang takut, dan memiliki respons terkejut yang lebih rendah," kata Cohen.