Suara.com - Sebuah penelitian oleh King's College London, Inggris, menunjukkan bahwa jumlah kematian pada penderita gangguan mental dan cacat intelektual telah meningkat selama pandemi Covid-19.
Studi ini diterbitkan dalam rangka menyambut Hari Kesehatan Mental Sedunia yang jatuh pada hari ini, Minggu (10/10/2021) di jurnal The Lancet Regional Health-Eropa.
Tema untuk tahun ini adalah 'Mental Health in an Unequal World' atau 'Kesehatan Jiwa dalam Dunia yang Tidak Setara'.
Sebelum pandemi, tingkat kematian pada penderita gangguan mental parah sudah lebih tinggi daripada populasi umum.
Baca Juga: WHO: Banyak Negara Gagal Berikan Layanan Kesehatan Mental di Masa Pandemi Covid-19
Adanya pandemi, terutama pada gelombang pertama Covid-19 yakni Maret hingga Juni 2020, semakin bertambah.
Medical Xpress melaporkan hasil studi ini meliputi:
- Kematian pada penderita gangguan belajar 9 kali lebih tinggi daripada populasi umum.
- Kasus kematian pada penderita gangguan makan hampir lima kali lebih tinggi.
- Pada penderita gangguan kepribadian dan demensia, kasus kematian empat kali lebih tinggi dibanding populasi umum.
- Tingkat kematian penderita gangguan mental skizofrenia tiga kali lebih tinggi dari populasi umum.
"Hasil dari penelitian kami menggambarkan kerentanan pada penderita gangguan mental dan cacat intelektual memburuk selama pandemi Covid-19. Tingkat kematian yang tinggi dibanding populasi umum terjadi akibat infeksi Covid-19 itu sendiri, serta kematian akibat penyebab lain," ujar penulis utama studi Jayati Das-Munshi.
Temuan tersebut merupakan hasil analisis dari 167.122 data kematian pasien di London Selatan dan Maudsley NHS Foundation Trust antara 2019 hingga 2020.
Kematian pada penderita masalah kesehatan mental dan cacat intelektual turun dari Juli 2020 hingga September 2020 ketika kasus Covid-19 turun dan lockdown berkurang. Namun, jumlahnya tetap dua kali lipat dari populasi umum, yang serupa dengan angka sebelum pandemi.
Baca Juga: Sederet Artis Bicara Kesehatan Mental, Ada yang Pernah Mau Bunuh Diri