Suara.com - Sebuah penellitian baru pada para penyintas Covid-19 menunjukkan bahwa memori atau ingatan dari infeksi tersimpan di dalam sel T dan sel B (bagian dari sistem kekebalan) di paru-paru dan kelenjar getah bening sekitarnya.
Menurut penulis studi, Profesor Ilmu Bedah George H. Humphreys II bernama Donna Farber, Ph.D., mengidentifikasi sumber memori sistem kekebalan terhadap infeksi SARS-CoV-2 itu penting karena dapat mengarah pada peningkatan vaksin atau vaksin booster.
Medical Xpress melaporkan bahwa peneliti menemukan pusat germinal, tempat penghasil antibodi sel B dan sel memori B, berada di kelenjar getah bening di sekitar paru-paru selama enam bulan setelah infeksi, bahkan pada penyintas lansia.
Selain itu, mereka juga menemukan sel B pusat germinal yang spesifik SARS-CoV-2 dan sel T-follicular-helper (sel T yang mendorong diferensiasi sel B) menetap di tempat yang sama.
Baca Juga: Gelar Gebyar Vaksinasi COVID-19 Massal, Forkopimda Siapkan 8.000 Dosis Vaksin Pfizer
Ini adalah bukti bahwa sistem kekebalan di paru-paru bertahan setelah infeksi Covid-19. Bertahannya sel B pusat germinal ini memastikan adanya antibodi jangka panjang dan pematangan respons imun berkelanjutan.
Jadi, sistem kekebalan pada penyintas Covid-19 akan membentuk memori kekebalan dari infeksi patogen baru, bahkan pada penyintas berusia tua.
Artinya, temuan ini juga menunjukkan bahwa vaksin kemungkinan besar bisa menghasilkan respon imun yang lebih manjur pada orang tua dari yang diperkirakan sebelumnya.
"Studi kami menunjukkan bahwa untuk meningkatkan perlindungan terhadap virus, vaksin harus menargetkan sel-sel kekebalan memori di dalam paru-paru dan kelenjar getah bening, yang dapat dicapai dengan semprotan hidung dari virus yang dinonaktifkan," tutur Farber.
Para peneliti saat ini sedang menganalisis apakah respon kekebalan memori yang dihasilkan vaksin mirip dengan memori kekebalan akibat infeksi alami.
Baca Juga: Dikabarkan Langgar Peraturan Covid-19, Choi Jin Hyuk Hentikan Semua Aktivitas