Hati-hati, Ini Sebab Resistensi Antimikroba Mengintai Pasien ICU

Kamis, 07 Oktober 2021 | 19:38 WIB
Hati-hati, Ini Sebab Resistensi Antimikroba Mengintai Pasien ICU
Ilustrasi pasien ICU mengalami koma. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Resistensi antimikroba atau AMR menjadi tantangan di bidang kesehatan manusia juga hewan dengan skala global. Sebab, pasien ICU yang terinfeksi virus namun mengalami AMR bisa memengaruhi pengobatannya jadi lebih sulit dan lama.

Koordinator Bidang Perhimpunan Pengendalian Infeksi Indonesia (Perdalin) dr. Anis Karuniawati, PhD, Sp.MK(K)., mengatakan bahwa penyebaran AMR terjadi karena limbah dapat mengandung bakteri.

Bakteri tersebut mengandung gen pembawa sifat AMR yang kemudian bisa berpindah dari satu bakteri ke bakteri lainnya. Bakteri itu kemudian mengkontaminasi air, tanah, dan lingkungan.

Berdasarkan Distribusi Data AMR yang dikumpulkan dari spesimen darah dan urine, terdapat beberapa bakteri yang ditemukan, terutama K.pneumoniae dan E.coli.

Baca Juga: Cara Membersihkan Vagina dengan Benar

“Pemerintah dapat turut andil dalam melawan AMR salah satu caranya adalah dengan meningkatkan edukasi kepada masyarakat tentang pencegahan penyebaran penyakit infeksi melalui higiene, sanitasi, dan vaksinasi, serta peningkatan kualitas pelayanan kesehatan," kata dokter Anis dalam webinar daring Eugenia Communication, Kamis (7/10/2021).

Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan tersebut, menurut dokter Anis, bisa berupa penyediaan laboratorium mikrobiologi untuk mendukung diagnosis penyakit infeksi dan menentukan jenis antibiotik yang diperlukan pada kasus infeksi.

Selain itu diharapkan Rencana Aksi Nasional (RAN) AMR 2020-2024 dapat dilaksanakan oleh kementerian terkait. RAN tersebut memiliki visi terwujudnya Indonesia sehat dan bebas dari dampak resistensi antimikroba melalui pendekatan One Health, imbuhnya.

Namun, data dari Sepsis Alliance, meskipun AMR merupakan krisis kesehatan global, kesadaran masyarakat terhadap AMR masih sangat rendah. 

Di sisi lain, industri farmasi Pfizer Indonesia, berjanji mendukung program dan strategi One Health yang disuarakan komunitas kesehatan Indonesia dan dunia internasional. 

Baca Juga: Ratusan Warga Sakit, Amerika Serikat Laporkan Wabah Salmonella Dadakan

“Pfizer secara konsisten berupaya untuk memberikan kontribusi nyata dalam upaya mengatasi Resistensi Antimikroba melalui dukungan terhadap tatalaksana pemberian antibiotik yang tepat bagi para tenaga kesehatan profesional dan manajemen rumah sakit melalui program-program penguatan kapasitas dan aktivitas edukasi yang bersifat ilmiah dan non-promosional,” kata Senior Medical Manager Pfizer Indonesia Dr. Dini Arini.

Selain melaksanakan program edukasi publik tentang bahaya AMR melalui media massa, Pfizer bekerjasama dengan Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA) Kementerian Kesehatan dan asosiasi kesehatan terkait dalam mendukung pelatihan dan lokakarya-lokakarya tentang implementasi program penatagunaan antibiotik di lebih dari 70 rumah sakit swasta di seluruh Indonesia. 

Kemitraan ini dilanjutkan tahun ini dengan memberikan pelatihan lanjutan tentang implementasi ASP di rumah sakit-rumah sakit swasta di Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI