Suara.com - Membangun kepercayaan diri anak amerupakan peran penting orangtua yang tidak boleh ditinggalkan,
Kurang percaya diri bisa membuat anak rentan mengalami kecemasan saat dewasa. Karena itu ketika anak sulit percaya diri, orangtua perlu membangun motivasi anak agar mereka lebih percaya diri.
Bagaimana caranya? Mengutip Psychology Today, ada empat cara membangun kepercayaan diri pada anak. Apa saja?
Beri dukungan ke anak
Baca Juga: 4 Hal yang Tidak Boleh Hilang Ketika Sedang Tidak Percaya Diri
Salah satu kesalahan paling umum yang dilakukan orangtua adalah, orangtua menyelamatkan anak untuk menghindar dari yang namanya konflik.
Padahal, orangtua perlu membimbing anak saat menghadapi konflik, yakni dengan cara membangun kemampuan memecahkan masalah.
Selain itu, orangtua juga perlu mendukung anak. Mulai dari pemecahan masalah, keterampilan sosial, keterampilan bakat, hingga rencana-rencana impiannya.
Bimbing anak agar tahu apa arti kesabaran dan menunggu
Pada dasarnya anak lebih banyak tak mau sabaran, apalagi jika menyangkut soal keinginan yang harus terwujud di hari bersamaan.
Baca Juga: 3 Penyebab Umum Orang-Orang Merasa Insecure, Kamu Termasuk?
Sebagai orangtua, perlu ajarkan anak tentang arti kesabaran dan juga arti menunggu. Dengan begitu, anak tidak akan kaget saat menghadapi realita yang tidak sesuai harapannya.
Bimbing agar anak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri
Ketika anak mengalami kesalahan, anak akan merasa murung dan terus merasa bersalah.
Sebagai orangtua jangan sampai menghakimi anak yang sedang dirundung masalah. Ada baiknya bimbing mereka untuk bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.
Katakan padanya, bahwa kesalahan apapun wajar dilakukan. Asal mau memperbaiki diri serta menjadi lebih baik kedepannya.
Ajarkan cara membuat jadwal dan mengatur waktu
Saat dewasa, anak akan mengalami banyak aktivitas yang harus diatur sedemikian rupa. Baik itu tenaga, kemampuan, waktu, dan juga hari.
Karena itu, orangtua perlu ajarkan anak cara membuat jadwal serta mengatur waktu dengan baik.
Lewat ajaran ini, anak akan lebih percaya diri dalam menyusun jadwal hari yang mau dilakukan. Seperti belajar, bermain, maupun bersantai. Tentunya, anak akan terhindar dari yang namanya jadwal berantakan.