Dampak Covid-19, Layanan Kesehatan Digital di Indonesia Berkembang Pesat

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 07 Oktober 2021 | 15:49 WIB
Dampak Covid-19, Layanan Kesehatan Digital di Indonesia Berkembang Pesat
Ilustrasi layanan konsultasi kesehatan digital. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandemi Covid-19 yang sudah menyerang hampir 2 tahun memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan layanan kesehatan digital di Indonesia.

Survei terbaru dari Medix Global yang dilakukan oleh Kantar menyebut, layanan kesehatan digital dan penggunaan aplikasi kesehatan semakin sering diakses oleh masyarakat Indonesia selama pandemi Covid-19.

Hasil survei menyebut 92 persen responden menggunakan aplikasi digital ketika ingin berkonsultasi dan mendapatkan pengobatan medis. Peningkatan penggunaan terjadi mengingat sebelumnya, hanya 64 persen yang mengakses layanan digital sebelum pandemi.

"Karena pandemi, masyarakat Indonesia memiliki kesadaran lebih tinggi tentang layanan kesehatan. Pandemi telah menggarisbawahi kebutuhan individu untuk bertanggungjawab atas kesehatan mereka dan keluarga mereka, dan untuk memastikan mereka mendapatkan layanan kesehatan terbaik. Dengan besarnya populasi, Indonesia juga menjadi salah satu negara dengan pengguna internet terbanyak di dunia," ungkap Signal Atzmon, CEO dan pendiri Medix Global, dalam keterangan resmi yang diterima Suara.com.

Baca Juga: Survei SMRC Jika Pilpres Digelar Hari Ini: Habib Rizieq Ungguli Puan Maharani

e-health aplikasi konsultasi online, konsultasi dokter online [shutterstock]
layanan kesehatan online berkembang selama pandemi Covid-19 [shutterstock]

Lalu apa saja fitur utama aplikasi layanan kesehatan digital yang sering digunakan masyarakat? Rupanya, kemampuan untuk berkomunikasi melalui pesan tertulis dengan dokter atau suster menjadi fitur paling penting yang dibutuhkan masyarakat.

Selanjutnya adalah fitur untuk mengelola kondisi kronis secara optimal, dan terakhir membaca hasil tes darah secara digital dan memberikan panduan medis.

Survei tersebut juga menyimpulkan tiga penyakit paling ditakuti masyarakat Indonesia adalah penyakit kardiovaskular (68 persen), diikuti oleh penyakit pernapasan (67 persen), dan kanker (53 persen).

Survei Medix Medical Monitor Research dilakukan oleh Kantar, perusahaan riset pasar multinasional terkemuka, antara 7–25 Juni 2021 dan menyurvei berbagai komunitas di Thailand, Hong Kong, Singapura, Malaysia, Indonesia, Vietnam, India, dan Australia.

Penelitian mencakup kesadaran dan perilaku konsumen terhadap masalah kesehatan, kanker, dan ketertarikan pada layanan kesehatan digital.

Baca Juga: Survei SMRC: Elektabilitas Ganjar Semakin Menempel Prabowo Subianto di Puncak

Medix menggunakan hasil penelitian ini untuk memahami tren kesehatan di negara-negara tersebut dan untuk mengukur minat pada layanan yang ditawarkan.

Survei ini melibatkan 500 responden dari berbagai latar belakang termasuk pendapatan, usia, dan jenis kelamin, tersebar di tujuh daerah – Jabodetabek, Surabaya, Medan, Bandung, Semarang, Palembang, dan Denpasar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI