Suara.com - Pil antivirus yang diminum dalam waktu 5 hari sejak Munculnya gejala virus corona Covid-19 bisa mengurangi separuh risiko kematian atau perawatan medis di rumah sakit.
Sebelumnya, perusahaan AS Merck telah melakukan uji coba pil antivirus yang disebut obat malnupiravir terhadap 775 orang yang terinfeksi virus corona Covid-19 dan sakit serius.
Mereka yang meminum pil antivirus, 7,3 persen orang dibawa ke rumah sakit atau meninggal dalam waktu 1 bulan dibandingkan dengan 14 persen orang yang diberi pil tiruan.
"Ketika Anda melihat penurunan risiko rawat inap atau kematian Akibat vrus corona Covid-19 hingga 50 persen. Hal itu bisa menjadi dampak klinis yang substansial," kata Dr Dean Li, kepala laboratorium Penelitian Merck dikutip dari Express.
Baca Juga: Viral Video Bocah 12 Tahun Lemas dan Pingsan Setelah Vaksinasi COVID-19, Ini Faktanya
Bila pil antivirus ini disetujui, molnupiravir akan menjadi pengobatan oral pertama yang terbukti mengobati atau melindungi diri dari virus corona Covid-19.
Sementara itu, NHS mengatakan 863.460 orang di Inggris telah mendapat suntikan booster vaksin Covid-19, termasuk kelompok yang rentan dan orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah.
Karena, vaksin Covid-19 ini diperkirakan telah mencegah 24 juta infeksi dan lebih dari 120 ribu kematian akibat virus corona Covid-19. Tetapi, para pemimpin rumah sakit memperingatkan tim medis bisa berada di bawah tekanan berat dan menghadapi musim dingin yang sulit karena virus corona.
Sebab, jumlah pasien virus corona Covid-19 yang dirawat di rumah sakit mungkin akan meningkat lebih dari biasanya. Kantor Statistik Nasional mengatakan sekitar satu dari 85 orang di Inggris terinfeksi virus corona dalam seminggu hingga 25 September 2021.
Pakar penyakit menular Prof Mark Woolhouse mengatakan jumlah pasien virus corona Covid-19 harus menurun sebelum adanya tekanan yang cukup besar pada tim medis selama musim dingin.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Spikevax Jadi Sorotan, Waspadai Efek Samping Serius Ini