Strategi Penanganan Pandemi, Selandia Baru Pilih Hidup Berdampingan dengan COVID-19

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 05 Oktober 2021 | 04:10 WIB
Strategi Penanganan Pandemi, Selandia Baru Pilih Hidup Berdampingan dengan COVID-19
Ilustrasi Covid-19. (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selandia Baru mantap merencakanan untuk hidup berdampingan dengan COVID-19, setelah strategi untuk melenyapkan COVID-19 dibatalkan.

Disampaikan oleh Perdana Menteri Jacinda Arderna, keputusan diambil karena sulit membuat kasus COVID-19 menjad nol, akibat varian Delta yang mudah menular.

"Dengan wabah ini dan (varian) Delta, upaya kembali ke nol (kasus) sangatlah sulit," kata Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern pada konferensi pers.

Negara Pasifik itu termasuk dari sejumlah kecil negara yang berhasil menekan COVID-19 hingga nol kasus tahun lalu, dan mempertahankan kondisi bebas virus sampai varian Delta, yang muncul pada Agustus dan sangat menular, menggagalkan usaha penghentian penularan.

Baca Juga: Sejak Januari, Kemenkes Telah Distribusikan 191 Juta Dosis Vaksin Covid-19

Jacinda Ardern ketika Pemilihan Perdana Menteri Selandia Baru (Getty Images)
Jacinda Ardern ketika Pemilihan Perdana Menteri Selandia Baru (Getty Images)

"Ini adalah perubahan pendekatan yang akan selalu kita lakukan dari waktu ke waktu. Wabah Delta telah mempercepat perubahan (pendekatan) dan vaksin juga akan mendukung," ujar Ardern.

Otoritas kesehatan Selandia Baru melaporkan 29 kasus baru COVID-19 pada Senin, dan menjadikan total jumlah terkini wabah sebanyak 1.357 kasus. Mayoritas kasus terdeteksi di Auckland, yang telah dikarantina (lockdown) selama 50 hari.

Di tengah tekanan yang semakin meningkat, Ardern mengatakan strateginya bukanlah untuk mencapai nol kasus, tetapi untuk membasmi virus.

Dia mengatakan aturan lockdown yang ketat akan berakhir jika 90 persen populasi Selandia Baru yang memenuhi syarat telah divaksin.

"Jelas bahwa periode panjang pembatasan ketat tidak membuat kita mencapai nol kasus. Tetapi tidak apa-apa ... pembatasan itu penting karena kita sebelumnya tidak memiliki vaksin. Sekarang kita melakukannya. Jadi kita dapat mulai mengubah cara kita untuk melakukan sesuatu," tutur Ardern.

Baca Juga: Capaian Vaksinasi COVID-19 Sumsel: Dosis Satu 29 Persen, Dosis Dua 16 Persen

Warga Auckland dapat keluar rumah untuk bertemu dengan orang-orang terkasih mereka di luar ruangan mulai Rabu (6/10), tetapi jumlahnya hanya dibatasi sebanyak maksimal 10 orang.

Sekolah untuk anak usia dini akan kembali diizinkan. Orang-orang juga diperbolehkan untuk berekreasi tetapi usaha ritel, perhotelan, dan kantor-kantor masih tutup.

Ardern mengatakan sisa pembatasan di Auckland akan dilonggarkan secara bertahap. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI