Lalu, bila pada pasien dengan reseptor hormon positif (ER/PR positif) maka bisa diberikan terapi hormonal yang bermanfaat menghambat produksi atau kerja hormone reproduksi wanita, Efek samping yang bisa muncul yakni gejala seperti menopause, fungsi jantung dan ostroporosis.
“Pada stadium lanjut, metastatis, maka pemberian anti-HER2 sampai seterusnya. Sampai kapan? Tidak tahu. Ini menjadi tantangan yang lain, masalah finansial menjadi problem utama karena selama memberikan respon yang baik maka harus diteruskan,” tutur dokter spesialis penyakit dalam konsultan hematologi onkologi dari di Universitas Indonesia, dr. Jeffry Beta Tenggara, Sp.PD-KHOM.
Jeffry menegaskan, pada stadium metastatik kanker masih dapat diterapi sehingga pasien jangan sampai kehilangan harapan untuk tetap hidup.
Dia menyimpulkan, penanganan kanker payudara bergantung sejumlah faktor yakni stadium, subtipe, kondisi pasien dan mutasi gen yang terjadi.
“Dulu, kalau ketemu kanker, operasi. Sekarang (operasi) ditaruh setelah kemoterapi,” demikian tutur dia yang tak menampik ada beberapa pasien yang justru ingin langsung menghilangkan kedua payudaranya. [ANTARA]