Punya Kapasitas Setara Sejuta GB, Kenapa Manusia Masih Sering Lupa

Senin, 04 Oktober 2021 | 10:30 WIB
Punya Kapasitas Setara Sejuta GB, Kenapa Manusia Masih Sering Lupa
Mana yang lebih sering Anda pikirkan, makan atau bercinta?
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Otak manusia memiliki kapasitas penyimpanan yang sangat besar. Menurut profesor dari Salk Institute for Biological Studies, California, Terry Sejnowski, otak manusia memiliki kapasitas penyimpanan memori kurang lebih sebanyak satu petabyte (1 PB).

Kapasitas 1 PB kira-kira sebanding dengan seribu terabyte (1.000 TB) atau satu juta gigabyte (1.000.000 GB). Jadi, kalau dianalogikan sebagai flashdisk, otak manusia kira-kira bisa menyimpan file foto berukuran 100 KB sebanyak 10 miliar.

Namun dengan kapasitas seluas itu kenapa otak manusia masih bisa alami lupa?

Seorang psikolog asal Amerika Elizabeth Loftus telah banyak melakukan penelitian mengenai ingatan manusia. Menurutnya, ada empat hal yang jadi penyebab utama manusia bisa lupa.

Baca Juga: Murid SMA Ditembak Satpam Sekolah saat Berkelahi, Kena Kepala Sampai Mati Otak

Dikutip dari Ruang Guru, berikut di antaranya:

1. Informasi Hanya Tersimpan di Memori Jangka Pendek

Ilustrasi otak (Elements Envato)
Ilustrasi otak (Elements Envato)

Selama hidup, manusia akan menyimpan banyak sekali memori di dalam otak. Jika otak adalah flashdisk, maka memori-memori itu bisa diibaratkan sebagai kumpulan file atau data.

Memori merupakan kumpulan informasi yang terbentuk dari apa yang ditangkap oleh panca indera. Jadi, segala hal yang dilihat, didengar, terhirup, dan dirasakan akan tersimpan di dalam otak sebagai memori.

Memori manusia juga terbagi menjadi tiga. Ada memori sensorik, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang. Pada awalnya, saat panca indera menerima rangsangan dari lingkungan, memori sensorik akan mencatatnya sebagai sebuah informasi. 

Baca Juga: Tukul Arwana Belum Boleh Dijenguk Meski Sudah Keluar dari Ruang ICU

Kemudian, informasi-informasi tersebut disimpan ke dalam otak sebagai memori jangka pendek. Memori jangka pendek bertahan sangat singkat. Jika memori tersebut tidak dipertahankan secara aktif, maka hanya bisa bertahan dalam hitungan detik, sekitar 20-30 detik.

2. Otak Gagal Memanggil Ingatan yang Tersimpan

Jika selalu mengingat kembali memori jangka pendek, maka bisa saja masuk ke dalam memori jangka panjang. Memori jangka panjang dapat diingat kembali sampai beberapa waktu tertentu, bahkan bisa mencapai waktu yang sangat lama.

Tapi, meskipun memori jangka panjang dapat diingat kembali dalam waktu lama, detail-detail rangkaian kejadian yang ada pada memori tersebut lambat laun juga pasti akan terlupakan. 

Ada teori yang menjelaskan bahwa setiap memori yang disimpan di dalam otak akan membentuk jejak-jejak memori. Teori ini disebut dengan teori peluruhan.

Menurut teori peluruhan, seiring berjalannya waktu, jejak-jejak memori ini akan memudar dan menghilang, apabila jarang mengulang kembali memori tersebut. Akhirnya, otak gagal memanggil informasi yang dibutuhkan.

3. Adanya Gangguan dari Memori Lain

Terdapat teori lain yang menjelaskan bahwa lupa tidak sepenuhnya disebabkan hilangnya memori yang tersimpan di otak. Tapi, dapat juga terjadi karena adanya gangguan (interferensi) dari memori lain. Teori itu disebut dengan teori interferensi.

Menurut teori tersebut, banyaknya informasi yang disimpan di otak membuat beberapa memori lain bisa saling bertumpuk. Akibatnya, otak jadi sulit mengingat sesuatu karena memori yang diinginkan terganggu atau terhalang oleh memori-memori yang lain.

Kemungkinan besar, gangguan akan terjadi ketika otak menerima beberapa informasi yang serupa. Selain itu, gangguan juga bisa terjadi karena otak harus menampung banyak informasi berbeda dalam selang waktu yang berdekatan.

4. Kecenderungan untuk elupakan suatu hal

Lupa juga bisa terjadi karena manusia sengaja ingin melupakan memori-memori tersebut. Biasanya, memori-memori yang sengaja ingin dilupakan itu berisi kejadian-kejadian yang kurang menyenangkan atau traumatik. 

Kejadian yang apabila diingat, bisa membuat sedih, kecewa, takut, cemas, dan lain sebagainya. Sehingga manusia berusaha untuk mencegah ingatan itu muncul kembali agar perasaannya lebih baik.

https://www.ruangguru.com/blog/kenapa-sih-kita-bisa-lupa

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI