Peneliti Mempertanyakan Keamanan Ganja sebagai Obat setelah Penemuan Ini, Ada Apa?

Minggu, 03 Oktober 2021 | 14:45 WIB
Peneliti Mempertanyakan Keamanan Ganja sebagai Obat setelah Penemuan Ini, Ada Apa?
Ilustrasi ganja. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah studi baru yang terbit di Psychological Medicine oleh peneliti dari Institut Kesehatan Mental Universitas Birmingham, Inggris, menunjukkan bahwa pengguna ganja berisiko tinggi mengalami masalah kesehatan mental umum.

Sebelumnya, hubungan antara penggunaan ganja untuk rekreasi dan penyakit mental parah, seperti skizofrenia, sudah diteliti dengan baik.

Tetapi kaitannya dengan jenis gangguan mental lain, yang lebih umum seperti depresi atau kecemasan, masih kurang jelas.

Dalam studi baru, Medical Xpress melaporkan, peneliti menemukan adanya hubungan kuat antara penggunaan ganja dengan masalah kesehatan mental umum.

Baca Juga: Alamak! Oknum PNS Sumenep Nyambi Bisnis Narkoba

Mereka menggunakan data perawatan primer dari Database Penelitian Medis IQVIA (IMRD-UK) dan melihat pasien yang tercatat menggunakan ganja berisiko tiga kali lebih banyak mengalami depresi dan kecemasan.

Selain itu, mereka hampir tujuh kali lebih mungkin mengembangkan penyakit mental seperti psikosis dan skizofrenia.

Ilustrasi ganja (Unsplash)
Ilustrasi ganja (Unsplash)

"Ganja sering dianggap sebagai salah satu obat yang 'lebih aman' dan juga menjanjikan dalam terapi medis, yang mengarah pada seruan untuk disahkan (penggunaan ganja medis) di seluruh dunia," kata penulis studi Dr. Clara Humpston.

Setelah penelitian ini, Dr. Humpston menjadi meragukan klaim tersebut.

Rekan penulis studi lain, Dr Joht Singh Chandan juga mengatakan orang-orang harus meningkatkan pencegahan dan deteksi penggunaan narkoba sekaligus menerapkan tindakan pencukung untuk mencegah konsekuensi negatif sekunder.

Baca Juga: Baru Bebas, Residivis Ranmor Banting Setir Jualan Narkoba Ditembak Mati

Pengguna ganja juga memiliki riwayat penggunaan obat-obatan terlarang lainnya, seperti heroin, kokain, dan amfetamin (sabu-sabu) yang lebih tinggi.

Penelitian ini menunjukkan perlunya pendekatan kesehatan masyarakat untuk mengelola pengguna ganja, termasuk kebutuhan untuk menekankan perlunya memahami penggunaan narkoba rekreasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI