Suara.com - Selain bermanfaat untuk bayi, menyusui lebih lama bisa menurunkan risiko depresi pascapersalinan pada ibu. Hal ini dinyatakan dalam penelitian baru yang diterbitkan pada jurnal Public Health Exawat.
Melansir dari Medicinenet, menyusui dikaitkan dengan risiko yang lebih rendah untuk depresi pascapersalinan atau Baby Blues. Menyusui untuk waktu yang lebih lama dapat lebih menurunkan gejala depresi.
"Perempuan yang menderita depresi pascapersalinan dalam waktu empat minggu dan hingga 12 bulan setelah melahirkan, menanggung perasaan sedih, kecemasan dan kelelahan ekstrem yang membuat mereka sulit untuk berfungsi sehari-hari," kata penulis studi senior Christine Toledo, seorang asisten profesor Christine E. Lynn College of Nursing di Florida Atlantic University.
"Perempuan dengan depresi pascapersalinan yang tidak dirawat juga mungkin memiliki hasil negatif, termasuk kesulitan ikatan dengan dan merawat anak-anak mereka, pikiran merugikan diri mereka atau bayi mereka, dan juga peningkatan risiko penyalahgunaan zat," kata Toledo di sebuah universitas rilis berita.
Baca Juga: Aman dan Direkomendasikan, Vaksin Covid-19 Hanya Picu Efek Ringan pada Ibu Menyusui
Para peneliti dari FAU dan beberapa universitas lain menggunakan basis data hampir 29.700 perempuan di 26 negara untuk memeriksa status menyusui dan depresi.
Hampir 13 persen perempuan berisiko depresi pascapersalinan. Tetapi perempuan yang menyusui pada saat penelitian ini memiliki risiko lebih rendah secara statistik dari depresi pascapersalinan daripada mereka yang tidak.
Para peneliti juga menemukan hubungan antara lamanya menyusui dan depresi pascapersalinan. Secara khusus, ketika jumlah minggu menyusui meningkat, risiko depresi menurun.