Monulapiravir Diklaim Sebagai Obat Covid-19 Siap Minum Pertama di Dunia, Apa Itu?

Sabtu, 02 Oktober 2021 | 17:55 WIB
Monulapiravir Diklaim Sebagai Obat Covid-19 Siap Minum Pertama di Dunia, Apa Itu?
Ilustrasi obat cacing. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pil antivirus Covid-19 yang dikembangkan Merck & Co atau Pil Merck yang disebut juga molnupiravir, diklaim sebagai terobosan baru untuk mengobati Covid-19.

Bahkan pihak perusahaan juga mengklaim pil merck bisa menurunkan risiko kematian dan keharusan dirawat di rumah sakit bagi mereka yang berpotensi alami keparahan setelah terinfeksi Covid-19.

Mengutip Channel News Asia, Sabtu (10/2/2021) apabila mendapatkan izin dari otoritas setempat, molnupiravir yang dirancang untuk membuat kode genetik virus jadi tidak bekerja ini, akan jadi obat antivirus siap minum pertama untuk Covid-19.

Merck dan mitranya Ridgeback Biotherapeutics mengatakan, sedang berencana mengajukan izin penggunaan darurat atau EUA di AS, untuk segera mungkin nantinya membuat aturan penggunaan di seluruh dunia.

Baca Juga: Jasa Raharja Cabang DIY Gelar Vaksinasi JRku di Rumah Sakit UII Bantul, Target 600 Peserta

Ilustrasi obat-obatan (pixabay)
Ilustrasi obat-obatan (pixabay)

"Antivirus minum atau oral ini bisa mempengaruhi risiko rawat inap dan menurunkan keparahan," ujar Amesh Adalja, peneliti di Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins.

Pil ini disebut-sebut bisa membuat pengobatan Covid-19 jadi lebih praktis dan efektif serta memudahkan logistik pengiriman obat.

Apalagi pengobatan remdesivir yang digunakan sebagai antivirus penanganan Covid-19, umumnya diberikan pada orang yang dirawat di rumah sakit.

"Ini akan mengubah standar cara penanganan Covid-19," tutur Chief Executive Merck, Robert Davis.

Saat ini molnupiravir sudah menyelesaikan hasil uji coba tahap 3, dengan hasil yang cukup memuaskan.

Baca Juga: Hits: Cara Mengatasi Bayi Tersedak, Hingga Anak Sekolah di California Wajib Vaksin

Analisis sementara menyebutkan dari 775 pasien diamati khususnya mereka yang berisiko dirawat di rumah sakit atau berisiko meninggal, karena mengalami gejala berat.

Hasilnya ditemukan bahwa 7,3 persen dari total pasien, diberi molnupiravir dua kali sehari selama lima hari dirawat di rumah sakit, dan tidak ada yang meninggal selama 29 hari setelah pengobatan diberikan.

Hasil ini dibandingkan dengan pasien yang dirawat inap 14,1 persen dari total pasien mendapatkan pil plasebo atau obat kosong. Dari kelompok plasebo ini terjadi 8 kematian akibat Covid-19.

"Perawatan antivirus ini bisa diberikan di rumah untuk menjauhkan orang dengan Covid-19 harus dirawat di rumah sakit yang sangat dibutuhkan," tutur Wendy Holman, CEO Ridgeback.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI