Suara.com - Merokok bukan hanya berefek pada diri sendiri namun juga orang di sekitarnya. Dalam hal ini, perilaku merokok orang terdekat bahkan bisa memicu stunting pada anak.
"Perilaku merokok itu sangat mengganggu kesehatan dan itu bukan hanya berlaku pada orang dewasa, bayi, anak maupun remaja bukan langsung ke orangnya saja namunjuga paparan (orang yang hanya terpapar asap)," ujar dokter Catharine Mayung Sambo dari Ikatan Dokter Anak Indonesia pada Konferensi Pers bertajuk Dukungan Kenaikan Cukai Rokok untuk Indonesia Kembali Pulih, Jumat (1/10/2020).
Menurut dokter Sambo, perlindungan anak dari paparan asap rokok harusnya dilakukan sejak dalam kandungan. Sebab perilaku merokok orang dewasa bisa terkait dengan stunting pada anak.
"Ini kaitan rokok dengan stunting ini saya kira sudah banyak ya [studinya], telah diketahui bahwa di dalam kandungan entah ibunya merokok atau ibunya terkena asap roko itu bisa menyebabkan pertumbuhan janin terhambat," kata dokter Sambo.
Baca Juga: Stunting dan TBC Bukan Penyakit Orang Miskin, Siapa Saja Bisa Kena Loh!
Dokter Catherine Mayung Sambo menyatakan gangguan pertumbuhan janin ini yang kemudian memicu bayi lahir kecil. Bayi yang lahir kecil berisiko besar mengalami stunting.
"Itu (stunting) tidak hanya berefek pada perkembangan badannya saja tapi sistem sarafnya juga, misalnya anaknya skor atensinya lebih rendah, anaknya gampang mengalami depresi atau cemas kemudian risiko untuk terjadi degenerasi atau kerusakan sek saraf itu semakin meningkat," ujar dokter Sambo.
Kemampuan atensi pada anak sendiri penting untuk belajar. Anak-anak dengan atensi rendah sulit fokus dan mengerti.
"Kalau ibu hamil perokok, itu sudah lansun berpengaruh pada masa tumbuh janin, jadi ukuran janinnya itu kecil yang ini akan menetap hingga remaja," tambahnya.
Baca Juga: Kepri Targetkan 5000 Ibu Hamil Divaksinisasi Hingga Oktober