Suara.com - Menurut penelitian baru, aktivitas fisik sedang atau berat 3 kali lebih besar manfaatnya bagi kesehatan seseorang daripada berjalan kaki.
Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam European Heart Journal meneliti kebiasaan olahraga dari 2.070 orang dewasa, yang mana sebagian kecil di antaranya seorang wanita yang berpartisipasi dalam Framingham Heart Study menggunakan akselerometer. Akselerometer adalah perangkat yang mengukur getaran atau percepatan suatu struktur.
Tes latihan kardiopulmoner menggunakan masker wajah atau corong untuk mengukur asupan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida untuk studi dilakukan dari 2016 hingga 2019 pada siklus stasioner untuk evaluasi yang komprehensif.
Menurut Dr Matthew Nayor, asisten profesor kedokteran Universitas Boston, peserta penelitian juga membawa pulang akselerometer untuk dikenakan di pinggang selama delapan hari setelah kunjungan studi.
Baca Juga: Temuan Baru, Mikrobiota Hidung Bisa Prediksi Tingkat Infeksi Virus Corona Covid-19
Peneliti mengatakan sebagian besar temuannya konsisten di semua kategori usia, jenis kelamin, obesitas dan risiko kardiovaskular.
Peningkatan 17 menit aktivitas fisik sedang-berat per hari atau 2.312 langkah per hari atau pengurangan 249 menit waktu duduk per hari antara dua siklus pengujian berhubungan dengan penyerapan oksigen puncak 5 persen lebih tinggi.
Lalu, orang dengan langkah di atas rata-rata atau aktivitas fisik sedang menunjukkan nilai serapan oksigen puncak di atas rata-rata terlepas dari waktu menetap mereka per hari.
Sementara, aktivitas fisik sedang didefinisikan setara dengan kecepatan jalan 100 hingga 129 langkah per menit, aktivitas fisik kuat setara jalan lebih dari 130 langkah per menit dan aktivitas fisik rendah setara jalan kaki 60 hingga 99 langkah per menit.
Temuan ini memberikan penilaian terperinci mengenai hubungan berbagai jenis aktivitas fisik dengan ukuran kebugaran kardiorespirasi multidimensi dan menyarankan perubahan longitudinal yang menguntungkan dalam aktivitas fisik.
Baca Juga: Pfizer Buat Pil Antivirus untuk Cegah Virus Corona Covid-19
Nayor menjelaskan bahwa penelitian ini muncul sebagai sarana untuk lebih memahami hubungan antara aktivitas fisik dan tingkat kebugaran yang lebih tinggi.
"Kami berharap menemukan bahwa jumlah aktivitas fisik sedang-kuat yang lebih tinggi, seperti olahraga akan menghasilkan kinerja latihan puncak yang lebih baik," kata Nayor dikutip dari Fox News.
Tapi, Nayor dan tim penelitinya terkejut melihat bahwa aktivitas fisik dengan intensitas yang lebih tinggi juga lebih efisien daripada berjalan dalam meningkatkan kemampuan tubuh untuk mempertahankan tingkat pengerahan tenaga yang lebih rendah.
Bahkan, mereka juga tidak yakin jumlah langkah kaki per hari akan berdampak pada tingkat kebugaran puncak atau tidak.
Namun, mereka menemukan jumlah langkah kaki per hari terkait dengan tingkat kebugaran yang lebih tinggi dalam kelompok studinya. Apalagi, temuan ini konsisten di seluruh kategori usia, jenis kelamin dan status kesehatan.
Ahli jantung Boston Medical Center mencatat bahwa penelitian ini juga menunjukkan bahwa banyak efek negatif dari duduk dan tidak aktif secara fisik.
Menariknya, mereka menemukan bahwa peserta dengan nilai aktivitas tinggi pada satu penilaian dan nilai rendah pada objek lainnya selama 8 tahun memiliki tingkat kebugaran yang setara.
Nayor berharap penelitian ini bisa memberikan informasi yang berguna untuk meningkatkan kebugaran fisik dan kesehatan secara keseluruhan.