Suara.com - Aktor Will Smith mengungkap bahwa pernikahannya dengan Jada Pinkett Smith bukanlah hubungan monogami. Namun, open marriage.
Hal itu dibeberkan ketika pemain The Pursuit of Happyness itu diwawacara oleh GQ.
Setelah bertahun-tahun sang istri mencoba menjaga pernikahan mereka, akhirnya keduanya memutuskan untuk melakukan open marriage.
"Kami telah memberi kepercayaan dan kebebasan satu sama lain, dengan keyakinan bahwa masing-masing orang harus menemukan jalan mereka sendiri," tutur Will Smith, dilansir Insider.
Baca Juga: Video Syur Gisel Terungkap, Open Marriage Jadi Ramai Dibahas
Ia melanjutkan, "Dan pernikahan bagi kita tidak bisa menjadi penjara."
Selain open marriage, orang-orang biasa menyebutnya non-monogami. Artinya, masing-masing pasangan dapat berpacaran dengan orang lain walau mereka masih terikat pernikahan.
Terapis seks dan hubungan Rachel Wright mengatakan kasus seperti Will Smith dan Jada Pinkett Smith cukup umum terjadi, yakni ketika pasangan yang awalnya monogami kemudian sadar bahwa struktur itu tidak cocok dengan mereka.
Hal itu terjadi karena masyarakat lebih menormalkan hubungan monogami.
Wright menjelaskan tiga tanda kemungkinan hubungan non-monogami adalah tepat baginya:
Baca Juga: Open Marriage Ramai Dibahas, Berhasilkah Atasi Masalah Perkawinan?
1. Berfantasi memiliki banyak pasangan
Menurut Wright, hubungan monogami sebenarnya kurang sesuai dengan seseorang yang bermimpi memiliki banyak pasangan atau menurutnya hubungan ideal adalah ketika melibatkan banyak orang.
2. Tidak keberatan jika suami atau istri berpacaran dengan orang lain
Cara lainya adalah dengan mempertimbangkan betapa cemburu atau tidak nyaman ketika melihat suami atau istri memiliki pacar.
"Salah satu dari pasangan merasa gembira atau puas saat suami atau istrinya bahagia dengan orang lain," jelas terapis seks Courtney Watson.
3. Menghargai komunikasi terbuka dengan pasangan
Pendiri Unscripted Relationship, Stephanie Webb,mengatakan membangun dinamika non-monogami yang sehat membutuhkan banyak komunikasi yang jelas dan adanya aturan tertentu yang disepakati.
"Penting untuk mempertimbangkan seberapa besar kejujuran dan kepercayaan yang ingin Anda berikan kepada pasangan sebelum memutuskan open marriage," tandas Webb.