Suara.com - Para ahli menyatakan bahwa tujuh macam gejala bisa menjadi pertimbangan utama dalam mendeteksi Covid-19. Hal ini dinyatakan dalam sebuah penelitian yang PLOS Medicine.
Melansir dari Medical Xpress, penelitian dari Marc Chadeau-Hyam dan Paul Elliott dari Imperial College London, Inggris menyatakan bahwa seteksi cepat infeksi SARS-CoV-2 di masyarakat adalah kunci untuk memastikan pengendalian penularan yang efisien.
Ketika kapasitas pengujian terbatas, penting untuk menggunakan pengujian dengan cara yang seefisien mungkin, termasuk menggunakan gejala yang paling informatif untuk alokasi pengujian.
Dalam studi baru, para peneliti memperoleh usap tenggorokan dan hidung dengan hasil tes PCR SARS-CoV-2 yang valid dari 1.147.345 sukarelawan di Inggris berusia 5 tahun ke atas. Data dikumpulkan melalui 8 putaran pengujian yang dilakukan antara Juni 2020 hingga Januari 2021.
Baca Juga: Indonesia Bersiap Jadi Pusat Produksi Vaksin COVID-19 Asia-Pasifik
Studi ini adalah bagian dari studi Penilaian Transmisi Komunitas-1 (REACT-1) secara real-time. Peserta ditanya tentang gejala yang mereka alami pada minggu sebelum pengujian.
Dalam hal ini, ada 7 gejala yang dipilih sebagai prediksi positif bersama dari kepositifan PCR, antara lain:
- Kehilangan atau perubahan penciuman
- Kehilangan atau perubahan rasa
- Demam
- Batuk terus-menerus dan baru-baru terjadi
- Kedinginan
- Kehilangan nafsu makan
- Nyeri otot.
“Untuk meningkatkan tingkat deteksi positif PCR dan meningkatkan kontrol penularan virus melalui tindakan isolasi, kami akan mengusulkan untuk memperluas daftar gejala yang digunakan untuk triase ke semua 7 gejala yang kami identifikasi,” kata para penulis.
Peneliti berharap temuan mereka tentang gejala yang paling informatif berarti ini akan mengubah program pengujian dan membantu mengoptimalkan deteksi orang yang terinfeksi.
Baca Juga: 65 Ribu Pelajar Sulsel Sudah Disuntik Vaksin Covid-19