Anak dengan Kelainan Jantung Bawaan Rentan Alami Gizi Buruk, Orangtua Wajib Waspada

Rabu, 29 September 2021 | 16:05 WIB
Anak dengan Kelainan Jantung Bawaan Rentan Alami Gizi Buruk, Orangtua Wajib Waspada
Ilustrasi jantung (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Angka kejadian Kelainan Jantung Bawaan (KJB) di Indonesia, berdasarkan data dari Indonesia Heart Association diperkirakan mencapai 43.200 kasus dari 4,8 juta kelahiran hidup atau 9 per 1000 kelahiran hidup setiap tahun.

Anak dengan KJB memiliki kelainan pada fungsi maupun struktur jantung sejak ia dilahirkan.

Kondisi ini dapat mengganggu aliran darah supaya mengalir ke seluruh tubuh, untuk membawa oksigen dan nutrisi bagi tiap sel tubuh.

Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik Dr. dr. I Gusti Lanang Sidhiarta Sp.A(K) menjelaskan, jika anak dengan KJB memiliki risiko yang signifikan terjadinya ketidakseimbangan energi yang dapat menyebabkan malnutrisi atau kurang gizi.

Ilustrasi kesehatan jantung perempuan. (Shutterstock)
Ilustrasi kesehatan jantung. (Shutterstock)

Hal tersebut, lanjut dokter yang berpraktik di rumah Sakit Umum Daerah Sanglah, Denpasar, Bali ini terjadi karena asupan nutrisi anak dengan KJB tidak adekuat. Mereka juga mudah lelah, sering terhenti saat makan atau minum, bahkan sejak bayi sehingga asupan nutrisi tidak sesuai dengan kebutuhannya.

"Anak dengan KJB juga sering mengalami inflamasi/infeksi yang menyebabkan nafsu makan menurun. Serta memiliki metabolisme basal lebih tinggi terutama pada saat aktif atau menangis sehingga kebutuhan nutrisi meningkat," jelasnya dalam webinar bersama Danone Specialized Nutrition Indonesia, Rabu (29/9/2021).

Selain itu, kata dua, kebutuhan gizi terutama energi dan protein pada pasien KJB lebih besar dari yang direkomendasikan berdasarkan kebutuhan fisiologis, usia dan berat badan. Sementara toleransi volume cairan terbatas karena adanya disfungsi jantung.

Oleh karena itu, anak dengan KJB memerlukan perhatian khusus dari orangtua terutama pemberian nutrisi yang telaten karena berisiko tinggi mengalami malnutrisi dengan berbagai dampak negatifnya bahkan sudah bisa terjadi sejak masa bayi.

"Pada usia 6 bulan pertama berikanlah ASI dalam keadaan tenang, hindari bayi sering menangis karena saat aktif kebutuhan kalori akan meningkat," jelasnya.

Baca Juga: Menari Dapat Mencegah Obesitas si Pemicu Penyakit Jantung

Selain itu, pada usia yang lebih besar terapi nutrisi pada anak dengan KJB dapat dilakukan dengan memastikan kalori dan protein yang cukup untuk memfasilitasi kenaikan berat badan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI