Skandal Rumah Sakit di Brasil, Dituduh Sembunyikan Penyebab Kematian Pasien COVID-19

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Rabu, 29 September 2021 | 14:40 WIB
Skandal Rumah Sakit di Brasil, Dituduh Sembunyikan Penyebab Kematian Pasien COVID-19
Ilustrasi rumah sakit. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Skandal kesehatan kembali terjadi di Brasil, di tengah pergolakan tentang vaksinasi COVID-19 yang belum juga usai.

Sebuah jaringan rumah disebut menyembunyikan penyebab kematian pasien COVID-19. Diduga, pasien meninggal karena melalui pengobatan ajaib yang tidak mendapat izin.

Melansir ANTARA, pengacara para dokter yang mengungkap tindakan itu mengatakan jaringan RS Prevent Senior mencoba pengobatan yang belum teruji pada sejumlah pasien COVID-19 lanjut usia tanpa sepengetahuan mereka.

Percobaan tersebut dilakukan untuk membuktikan keampuhan pengobatan yang direkomendasikan Presiden Jair Bolsonaro.

Ilustrasi pasien Covid-19. [Istimewa]
Ilustrasi pasien Covid-19. [Istimewa]

Sedikitnya sembilan orang meninggal dalam uji coba pada Maret-April 2020, namun datanya diubah untuk menutupi penyebab kematian, kata pengacara Bruna Morato kepada Senat.

RS Prevent Senior menolak tuduhan itu dan menyebutnya tak berdasar. Mereka mengatakan telah "melaporkan dengan cermat" semua kematian.

Mereka menambahkan dalam pernyataan bahwa dari 56.000 pasien COVID-19 yang dirawat, 7 persen di antaranya meninggal. Angka kematian itu lebih rendah dari rumah-rumah sakit lainnya.

Pedro Batista, pemilik dan direktur eksekutif Prevent Senior, mengaku dalam sebuah testimoni kepada Senat pekan lalu bahwa data pasien diubah untuk mengganti keterangan yang berkaitan dengan COVID-19 setelah pasien dirawat selama dua pekan karena dianggap sudah tidak lagi memiliki risiko penularan.

Dia membantah melakukan uji coba obat yang belum terbukti kemanjurannya itu tanpa sepengetahuan pasien.

Baca Juga: Makin Sepi, Pasien Covid-19 di RSD Wisma Atlet Kini Tersisa 264 Orang

Obat itu hanya diresepkan jika pasien memintanya, kata Batista.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI