Waspada, Polusi Udara Jadi Penyebab 6 Juta Kelahiran Prematur Tiap Tahun

Rabu, 29 September 2021 | 14:37 WIB
Waspada, Polusi Udara Jadi Penyebab 6 Juta Kelahiran Prematur Tiap Tahun
Ilustrasi Bayi Prematur. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Polusi udara berdampak pada manusia termuda, yakni bayi. Penelitian baru menunjukkan hubungan antara udara kotor dengan hampir 6 juta kelahiran prematur dan hampir 3 juta bayi dengan berat badan kurang di seluruh dunia pada tahun 2019.

Melansir dari Medicinenet, lebih dari 90 persen populasi dunia hidup dengan udara luar yang tercemar. Dan efeknya berlanjut selama bertahun-tahun. Analisis ini diterbitkan pada PLOS Medicine.

Bayi prematur atau anak-anak dengan berat badan lahir rendah memiliki tingkat penyakit utama yang lebih tinggi sepanjang hidup mereka. Kelahiran prematur juga merupakan penyebab utama kematian neonatal di seluruh dunia.

"Beban yang disebabkan oleh polusi udara sangat besar, namun dengan upaya yang memadai, sebagian besar dapat dikurangi," kata penulis utama Rakesh Ghosh, seorang spesialis kesehatan masyarakat di Institute for Global Health Sciences di University of California, San Francisco.

Baca Juga: Indonesia Perlu Contoh AS dan China untuk Kendalikan Polusi Udara

Ghosh dan rekan-rekannya dari UCSF dan Institute for Health Metrics and Evaluation di University of Washington menghitung risiko kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah menggunakan total paparan polusi di dalam dan luar ruangan. Mereka juga memperhitungkan kemungkinan bahwa efek negatif berkurang pada tingkat yang lebih tinggi.

Kabut polusi udara menyelimuti gedung-gedung di Jakarta, Rabu (11/8/2021). [Antara/Aditya Pradana Putra/aww]
Kabut polusi udara menyelimuti gedung-gedung di Jakarta, Rabu (11/8/2021). [Antara/Aditya Pradana Putra/aww]

Tim menemukan bahwa kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah dapat dikurangi hampir 78 persen jika polusi udara diminimalkan di Asia Tenggara dan Afrika sub-Sahara. 

Wilayah-wilayah tersebut mengalami tingkat kelahiran prematur tertinggi di dunia.

Para peneliti juga menemukan bahwa daerah yang lebih maju, termasuk Amerika Serikat juga memiliki risiko signifikan dari polusi udara ambien. Polusi udara luar ruangan Amerika Serikat diperkirakan telah berkontribusi pada hampir 12.000 kelahiran prematur pada 2019.

Dalam studi sebelumnya, para peneliti menyimpulkan bahwa polusi udara berkontribusi pada kematian 500.000 bayi baru lahir di seluruh dunia pada 2019.

Baca Juga: Kadinsos Tangsel Ngamuk Tendang Kotak Uang Manusia Silver, Ini Penyebabnya

"Dengan bukti baru, global dan lebih ketat ini, polusi udara sekarang harus dianggap sebagai pendorong utama morbiditas dan mortalitas bayi, bukan hanya penyakit kronis dewasa," kata Ghosh dalam rilis berita UCSF. 

"Studi kami menunjukkan bahwa mengambil langkah-langkah untuk mengurangi perubahan iklim dan mengurangi tingkat polusi udara akan memiliki manfaat kesehatan yang signifikan untuk bayi baru lahir," imbuhnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI