Pasien Radang Sendi Lebih Berisiko Terkena Herpes Zoster, Apa Itu?

Rabu, 29 September 2021 | 10:30 WIB
Pasien Radang Sendi Lebih Berisiko Terkena Herpes Zoster, Apa Itu?
Ilustrasi ruam, herpes zoster. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Orang yang memiliki gangguan peradangan berisiko tinggi terkena herpes zoster, yakni virus berkaitan dengan cacar air yang menyebabkan rasa sakit dan ruam melepuh di kulit.

Tapi faktanya, orang dengan rheumatoid arthritis atau radang sendi memiliki risiko 2 kali lipat lebih tinggi terkena herpes zoster dibandingkan orang dewasa yang lebih tua.

Menurut laporan Arthritis Foundation, banyak orang yang hidup dengan gangguan inflamasi menggunakan penghambat faktor nekrosis tumor, yakni kelas obat biologis untuk memblokir proses inflamasi.

Tetapi, obat itu bisa menyebabkan imunosupresi, sehingga meningkatkan risiko herpes zoster.

Baca Juga: Suntikan Booster Vaksin Covid-19, Ini 4 Golongan yang Masuk Daftar Prioritas!

Untungnya, pengobatan yang aman dan efektif untuk kelompok berisiko tinggi terkena herpes zoster ini sudah ditemukan. Sebuah uji coba terkontrol menemukan bahwa vaksin yang mengandung herpes zoster hidup atau varicella-zoster aman dan efektif untuk orang yang hidup dengan gangguan inflamasi.

Temuan yang dipublikasikan di Annals of Internal Medicine ini menunjukkan vaksin dengan virus herpes zoster yang hidup ini bisa menjadi pilihan terbaik bagi pasien imunosupresi yang menerima terapi biologis, terutama bila tidak ada vaksin alternatif yang tersedia.

Ilustrasi radang sendi, orang dengan gangguan inflamasi (shutterstock)
Ilustrasi radang sendi, orang dengan gangguan inflamasi (shutterstock)

Sebelum penelitian ini dilansir dari Express, keamanan dan efektivitas vaksin dengan virus yang masih hidup tidak banyak diketahui.

Sampai akhirnya, para peneliti dari University of Alabama di Birmingham (UAB) dan Oregon Health Sciences University (OHSU) menegaskan 617 peserta yang menerima terapi biologis secara acak untuk mendapatkan vaksin varicella-zoster dan plasebo.

Para peneliti melakukan hal itu untuk mengetahui tingkat kemanan dan kemanjuran vaksin varicella-zoster dalam mencegah herpes zoster pada pasien dengan gangguan kekebalan.

Baca Juga: Selain Nakes dan Guru, CDC Juga Rekomendasikan Dosis Ketiga Vaksin COVID-19 untuk Lansia

Dia antara para peserta, gangguan inflamasi yang paling umum adalah heumatoid arthritis dan psoriatic arthritis. Adapun obat untuk terapi biologis yang sudah dikonsumsi para peserta adalah adalimumab, infliximab, etanercept, golimumab, dan certolizumab.

Selama enam minggu pengamatan, tidak ada kasus herpes zoster terkait vaksin atau infeksi varicella. Hal ini menunjukkan bahwa vaksin dengan herpes zoster hidup bekerja cukup baik pada para peserta.

Karena itu, para peneliti menyimpulkan bahwa vaksin varicella-zoster bisa dipertimbangkan bagi orang yang menjalani terapi biologis karena gangguan inflamasi.

Adapun tanda-tanda awal seseorang terkena herpes zoster biasanya berupa:

  1. Perasaan kesemutan atau nyeri di area kulit
  2. Sakit kepala atau perasaan yang umumnya tidak sehat

Menurut NHS, ruam akan muncul beberapa hari kemudian. Umumnya, ruam akibat herpes zoster muncul di dada dan perut. Tapi, ruam itu juga bisa muncul di bagian tubuh mana saja, termasuk wajah, mata dan alat kelamin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI