Suara.com - Orang yang memiliki gangguan peradangan berisiko tinggi terkena herpes zoster, yakni virus berkaitan dengan cacar air yang menyebabkan rasa sakit dan ruam melepuh di kulit.
Tapi faktanya, orang dengan rheumatoid arthritis atau radang sendi memiliki risiko 2 kali lipat lebih tinggi terkena herpes zoster dibandingkan orang dewasa yang lebih tua.
Menurut laporan Arthritis Foundation, banyak orang yang hidup dengan gangguan inflamasi menggunakan penghambat faktor nekrosis tumor, yakni kelas obat biologis untuk memblokir proses inflamasi.
Tetapi, obat itu bisa menyebabkan imunosupresi, sehingga meningkatkan risiko herpes zoster.
Untungnya, pengobatan yang aman dan efektif untuk kelompok berisiko tinggi terkena herpes zoster ini sudah ditemukan. Sebuah uji coba terkontrol menemukan bahwa vaksin yang mengandung herpes zoster hidup atau varicella-zoster aman dan efektif untuk orang yang hidup dengan gangguan inflamasi.
Temuan yang dipublikasikan di Annals of Internal Medicine ini menunjukkan vaksin dengan virus herpes zoster yang hidup ini bisa menjadi pilihan terbaik bagi pasien imunosupresi yang menerima terapi biologis, terutama bila tidak ada vaksin alternatif yang tersedia.

Sebelum penelitian ini dilansir dari Express, keamanan dan efektivitas vaksin dengan virus yang masih hidup tidak banyak diketahui.
Sampai akhirnya, para peneliti dari University of Alabama di Birmingham (UAB) dan Oregon Health Sciences University (OHSU) menegaskan 617 peserta yang menerima terapi biologis secara acak untuk mendapatkan vaksin varicella-zoster dan plasebo.
Para peneliti melakukan hal itu untuk mengetahui tingkat kemanan dan kemanjuran vaksin varicella-zoster dalam mencegah herpes zoster pada pasien dengan gangguan kekebalan.
Baca Juga: Suntikan Booster Vaksin Covid-19, Ini 4 Golongan yang Masuk Daftar Prioritas!
Dia antara para peserta, gangguan inflamasi yang paling umum adalah heumatoid arthritis dan psoriatic arthritis. Adapun obat untuk terapi biologis yang sudah dikonsumsi para peserta adalah adalimumab, infliximab, etanercept, golimumab, dan certolizumab.