Ahli Tegaskan Merokok Tingkatkan Risiko Rawat Inap akibat Virus Corona Covid-19

Rabu, 29 September 2021 | 09:00 WIB
Ahli Tegaskan Merokok Tingkatkan Risiko Rawat Inap akibat Virus Corona Covid-19
Ilustrasi merokok.[Unsplash/Irina Iriser]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejak awal pandemi, kita semua sudah memahami dampak virus corona Covid-19 pada kesehatan paru-paru. Karena virus corona Covid-19 merupakan penyakit pernapasan, maka paru-paru bisa mengalami kerusakan parah.

Karena itu pula orang-orang meyakini bahwa kebiasaan merokok bisa memperburuk dan meningkatkan risiko tersebut pada pasien virus corona Covid-19.

Sebuah peneliti telah mengungkapkan bahwa merokok cukup berbahaya, cenderung memperumit masalah, meningkatkan keparahan akibat virus corona Covid-19, meningkatkan risiko rawat inap dan kematian.

Tapi, beberapa penelitian yang dilakukan pada awal pandemi melaporkan prevalensi perokok aktif yang lebih rendah di antara orang yang dirawat di rumah sakit karena virus corona Covid-19 dibandingkan populasi umum lainnya. Hal ini pun membuat para ilmuwan bingung.

Baca Juga: Studi: Orang Usia 50-59 Tahun Berisiko Tinggi Alami Long Covid-19

Ketika virus corona Covid-19 ini menyebar semakin parah, populasi yang merupakan perokok aktif pun mulai menjadi lebih rentan terhadap infeksi virus corona Covid-19 parah.

Ilustrasi merokok (freepik.com/ArthurHidden)
Ilustrasi merokok (freepik.com/ArthurHidden)

Dalam studi baru, para peneliti di Universitas Oxford mengumpulkan data observasional dan genetik untuk menunjukkan bahwa perokok aktif 80 persen lebih mungkin dirawat di rumah sakit dan lebih berisiko meninggal dunia karena virus corona Covid-19.

Hasilnya mengungkapkan bahwa kecenderungan genetik untuk merokok dikaitkan dengan risiko infeksi 45 persen lebih tinggi dan risiko rawat inap akibat virus corona Covid-19 60 persen lebih tinggi.

Hal itu sekaligus menunjukkan bahwa kecenderungan genetik untuk merokok berkaitan dengan risiko infeksi virus corona lebih dari 2 kali lipat, risiko dirawat di rumah sakit 5 kali lipat dan risiko meninggal karena virus corona 10 kali lipat.

"Kami sangat menegaskan bahwa merokok meningkatkan risiko infeksi virus corona yang parah, sama halnya dengan merokok mempengaruhi kesehatan jantung, kanker dan kondisi lainnya," kata Ashley Clift, dari Nuffield Department of Primary Care Health Sciences dikutip dari Times of India.

Baca Juga: Studi Sebut Virus Epstein-Barr Bisa Tingkatkan Risiko Long Covid-19

Jadi, mungkin sekarang waktu yang tepat untuk berhenti merokok demi melindungi kesehatan diri sendiri. Dalam studi tersebut, tim menganalisis hasil tes Covid-19 berdasarkan data pasien yang datang ke rumah sakit dan data kematian pada lebih dari 420 ribu pasien.

Di antara hampir 14.000 perokok, ada 51 orang yang mendapatkan vaksin Covid-19. Jumlah ini setara dengan 1 dari 270 orang yang dirawat di rumah sakit. Selain itu, ada pula 36 kematian yang setara dengan 1 dari 384 orang meninggal karena virus corona Covid-19.

Di sisi lain, di antara 250 ribu orang yang tidak merokok ada 440 orang menjalani rawat inap dan 159 kematian akibat virus corona Covid-19.

"Jadi, gagasan bahwa merokok tembakau bisa melindungi diri kita dari virus corona Covid-19 merupakan gagasan yang mustahil," kata Drs Anthony Laverty dan Christopher Millet dari Imperial College London.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI