Cara Mendeteksi Arteri Perifer, Masalah Penyumbatan di Pembuluh Darah Kaki

Risna Halidi Suara.Com
Rabu, 29 September 2021 | 08:56 WIB
Cara Mendeteksi Arteri Perifer, Masalah Penyumbatan di Pembuluh Darah Kaki
Ilustrasi Kaki (freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2018, ada 15 dari 1.000 orang di Indonesia menderita penyakit jantung. Secara umum, penyakit jantung merujuk pada  penumpukan plak di arteri koroner yang menyuplai darah ke jantung atau penumpukan plak di arteri perifer (kaki) yang menyuplai darah ke jantung dan otak.

Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat mengakibatkan stroke atau serangan jantung. Untungnya, masalah kesehatan ini dapat dicegah sedini mungkin.

Tren saat ini menunjukkan serangan jantung semakin banyak menyerang usia muda. Hal ini bukan semata disebabkan oleh faktor keturunan, tetapi juga karena gaya hidup.

Merokok, obesitas, darah tinggi dan diabetes merupakan penyebab tersering terjadinya serangan jantung. Jika terjadi serangan jantung kedua pada usia muda, risiko kematian atau stroke mungkin terjadi.

Baca Juga: Mengenal 'SIMBOL', Kelainan yang Menyebabkan Penyakit Jantung dan Stroke

Pencegahan penyakit jantung yang dapat dilakukan antara lain dengan menjaga pola makan, aktif bergerak, hindari rokok, dan lakukan medical check up jantung secara rutin. Medical check up jantung bertujuan sebagai upaya pencegahan, deteksi  dan penanganan dini jika terdapat masalah jantung.

Salah satu cara untuk mendeteksi dini masalah jantung pemeriksaan meliputi tekanan darah, penilaian riwayat kesehatan, EKG (Elektrokardiografi) untuk mendeteksi apakah detak jantung seseorang normal atau tidak; serta ABI (Ankle Brachial Index).

ABI sendiri merupakan alat untuk mendeteksi penyakit arteri perifer atau penyumbatan di pembuluh darah kaki dengan cara mengukur perbandingan tekanan darah di lengan dan pergelangan kaki.

"Ini adalah pemeriksaan untuk membedakan perbedaan antara tekanan dan aliran darah. Dari situ bisa dilihat apakah semua sama minimal perbedaannya tidak jauh. Kalau misal tidak sama dicari tahu kenapa," kata dokter spesialis jantung Heartology Cardiovascular Center Jakarta, Dr. Dafsah Arifa Juzar, MD, Selasa (29/9/2021).

Dokter Dafsah menekankan pentingnya pemantauan kesehatan jantung rutin meliputi berat badan, tekanan darah, kolestrol, gula darah, riwayat kesehatan dan gaya hidup yang merupakan faktor risiko dalam penyakit jantung.

Baca Juga: 7 Manfaat Buah Naga bagi Kesehatan, Bisa Jadi Menu Tambahan Diet Harian

"Jangan kira orang muda tidak mungkin terkena penyakit jantung. Penyakit jantung bisa menimpa semua usia dan gender," pungkas dr. Dafsah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI