"Ada kesalahan dalam pengobatan yang menjadi sorotan, yang membuat kesalahan berikutnya dapat dicegah," kata Galiatsatos.
Tindakan apoteker itu tetap dianggap salah karena vaksinasi Covid-19 untuk anak di bawah 12 tahun belum disetujui. Meskipun pengembang vaksin Pfizer-BioNTech telah mengirimkan data uji klinis dari studi vaksin Covid-19 di antara anak-anak usia 5-11 ke FDA.
Data percobaan termasuk temuan di antara 2.268 peserta berusia 5-11 tahun yang menunjukkan bahwa suntikan dosis kecil aman, ditoleransi dengan baik dan menghasilkan respons antibodi yang menetralkan.
Dalam sebuah pernyataan kepada Fox News, FDA mengingatkan bahwa mereka belum mengevaluasi data yang berkaitan dengan keamanan dan efektivitas vaksin Pfizer untuk digunakan pada anak-anak di bawah 12 tahun.
Selain itu, belum mengizinkan penggunaan darurat vaksin untuk populasi pediatrik tersebut.
FDA mengingatkan, agar setiap fasilitas layanan kesehatan yang lakukan kesalahan pemberian vaksin seperti itu wajib melapor.
"Kami senang mendengar bahwa anak itu baik-baik saja dan berharap dia akhirnya menerima vaksin flunya. Sesuai dengan perjanjian penyedia vaksinasi, wajib bagi penyedia vaksinasi untuk melaporkan kesalahan administrasi vaksin baik yang terkait dengan efek samping atau tidak kepada VAERS [Sistem Pelaporan Kejadian Buruk Vaksin]," kata FDA melalui keterangan tertulisnya.