Suara.com - Di kota besar Indonesia, fenomena manusia silver kerap ditemui di jalanan. Hal itu mendapat sorotan dermatologist yang mengungkap ancaman bahaya kulit terus terpapar cat seperti yang digunakan manusia silver.
Ini karena bahan pewarna yang digunakan bukanlah bahan pewarna yang aman diaplikasikan ke kulit.
"Karena tidak didesain untuk manusia, namun di desain untuk pakaian atau benda mati. Padahal terdapat body paint khusus yang didesain untuk cat kulit tubuh yang lebih ramah untuk kulit," ujar Dermatologist sekaligus Spesialis Kulit dan Kelamin, dr. Arini Astasari Widodo, Sp.KK, saat dihubungi suara.com, Selasa (28/9/2021).
Lebih lanjut, dr. Arini juga mendapati jika cat silver pada manusia silver umumnya dicampur menggunakan bahan lain, yakni bahan pelarut agar lebih ekonomis, seperti minyak tanah, minyak goreng, bahkan kerap mencampur dengan bensin.
Baca Juga: Depresi Jadi Masalah Kesehatan Tertinggi Ketiga pada Lansia, Kenali Gejalanya
"Beberapa mengatakan mencampur dengan pylox silver untuk mendapatkan efek lebih mengkilat. Efek bahan-bahan lain ini menambah potensi toksisitas, alergi, dan iritasi pada kulit di luar cat itu sendiri," jelas dr. Arini.
Toksisitas adalah tingkat merusaknya sebuah zat seperti zat kimia terhadap organisme tubuh manusia atau makhluk hidup lainnya.
Tidak hanya itu, dari penuturan kesaksian beberapa manusia silver kerap menggunakan bubuk berwarna silver, dan ini sangatlah berbahaya, terlebih jika digunakan pada bayi, ditambah potensi terhirup oleh bayi.
Seperti beberapa waktu lalu, viral bayi silver, yang seluruh wajahnya diwarnai silver dan dipangku oleh sang ibu yang juga manusia silver.
"Cat sendiri memiliki potensi memiliki bahan VOC (volatile organic compound) atau senyawa organic yang mudah menguap, yang dikhawatirkan memiliki efek jangka panjang terhadap berbagai organ seperti saluran pernapasan, mata, hidung, dan lain-lain," jelasnya.
Baca Juga: Ibu Terkapar di Jalan sampai Warga Panggil Ambulans, Nakes Geleng-geleng Lihat Wujudnya
Tidak hanya itu, dokter yang berpraktik di Bamed Skin Care itu juga mendapatkan informasi jika pembersihan kulit pada manusia silver tidaklah menggunakan sabun biasa, melainkan menggunakan sabun colek untuk cuci piring.
"Sabun seperti itu akan merusak pH kulit, dan kemudian merusak barrier kulit, terlebih lagi apabila membersihkan harus di gosok. Barrier kulit yang rusak kemudian akan semakin meningkatkan efek buruk, menurunkan perlindungan kulit apabila terpapar cat tersebut esok harinya," pungkas dr. Arini.