Agar Tidak Meluas, Epidemiolog Sebut Varian Mu Harus Diantisipasi Sejak Dini

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 28 September 2021 | 20:09 WIB
Agar Tidak Meluas, Epidemiolog Sebut Varian Mu Harus Diantisipasi Sejak Dini
Ilustrasi tulisan Covid-19 Varian MU. [Ilustrasi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Covid-19 Varian Mu menjadi ancaman baru di tengah pandemi Covid-19 yang masih melanda dunia.

Untuk itu, epidemiolog mengatakan upaya pencegahan harus dilakukan bersama antara pemerintah dan masyarakat.

Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan ada sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk mencegah COVID-19 varian Mu.

Dicky mengungkapkan disiplin protokol kesehatan, vaksinasi serta penerapan tracing, testing, dan treatment (3T) tetap menjadi solusi efektif untuk mencegah penularan COVID-19 varian baru ini.

Baca Juga: Penelitian Tegaskan Merokok Tingkatkan Risiko Keparahan Covid-19

Ilustrasi covid-19. (Pexels)
Ilustrasi covid-19. (Pexels)

Tak hanya itu, protokol kesehatan yang diterapkan benar-benar harus 5M, yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas dan interaksi.

“Sebetulnya reaksi, respons, atau strateginya tetap sama, yaitu 3T, 5M, dan vaksinasi,” kata Dicky, melansir ANTARA.

Varian Mu yang dikategorikan sebagai varian yang diwaspadai oleh WHO, menurutnya hal ini karena varian Mu lebih cepat menular. Pasalnya, dalam kurun waktu 9 bulan sejak ditemukan pertama kali pada Januari 2021 di Kolombia, sudah terdeteksi di 43 negara.

Kendati demikian, sampai saat ini penyebaran varian Mu di antara kasus COVID-19 di dunia masih berada di bawah angka 0,1 persen.

Terkait varian Mu yang diduga kebal terhadap vaksin, Dicky mengungkapkan varian Mu bisa menurunkan efikasi vaksin dan antibodi. Penyintas COVID-19 tetap berpotensi terinfeksi varian Mu sehingga masyarakat yang terinfeksi varian Delta atau terinfeksi Alpa tetap bisa terinfeksi dengan Mu.

Baca Juga: Ahli Ungkap Potensi Munculnya Varian Baru Virus Corona dari Indonesia Jika Hal Ini Terjadi

Oleh sebab itu, ia mendukung langkah pemerintah yang memperketat pintu masuk negara. Menurutnya, bagi warga yang masuk ke Indonesia tidak cukup hanya menunjukkan hasil tes negatif COVID-19, namun juga karantina.

“Karantina efektif selama tujuh hari bagi yang sudah divaksin lengkap dengan vaksin yang efektif misal messenger RNA, kemudian tesnya negatif. Kalau yang belum vaksin lengkap karantina 14 hari, kemudian tesnya negatif,” ucapnya.

Meski varian Mu belum terdeteksi di Indonesia, namun masyarakat harus tetap waspada. Pasalnya, virus Corona terus bermutasi dan memunculkan varian baru. Tetap perketat dan disiplin prokes 5M, ikuti vaksinasi agar pandemi COVID-19 segera berakhir.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI