Penelitian Tegaskan Merokok Tingkatkan Risiko Keparahan Covid-19

Selasa, 28 September 2021 | 18:45 WIB
Penelitian Tegaskan Merokok Tingkatkan Risiko Keparahan Covid-19
Ilustrasi covid-19. (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Merokok sangat mungkin meningkatkan keparahan Covid-19 dan risiko kematian. Hal ini dinyatakan dalam penelitian besar Biobank Inggris yang diterbitkan online di jurnal pernapasan Thorax.

Melansir dari Medical Xpress, studi ini adalah yang pertama mengumpulkan data observasional dan genetik tentang merokok dan Covid-19.

Penelitian ini melacak hubungan antara merokok dan tingkat keparahan infeksi Covid-19 dari Januari hingga Agustus 2020 pada 421.469 peserta UK Biobank. Para pasien ini semuanya dianalisis susunan genetiknya. 

Selama masa penelitian, 13446 (3,2 persen) orang melakukan tes swab Covid-19 (PCR), 1649 (0,4  persen) di antaranya dinyatakan positif di mana 968 (0,2  persen) memerlukan perawatan di rumah sakit dan 444 (0,1  persen) meninggal akibat infeksi mereka.

Baca Juga: Update 28 September: Positif Covid-19 Indonesia Tambah 2.057 Jadi 4.211.460 Orang

Sebagian besar (59 persen) peserta tidak pernah merokok, lebih dari sepertiga (37 persen) adalah mantan perokok, dan hanya 4  persen adalah perokok saat ini.

Di antara perokok saat ini, sebagian besar (71  persen) adalah perokok ringan atau sedang (1-19 batang sehari), hanya 29  persen perokok berat (lebih dari 20 batang sehari).

Dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah merokok, perokok saat ini 80 persen lebih mungkin dirawat di rumah sakit dan secara signifikan lebih mungkin meninggal karena Covid-19.

Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa kecenderungan genetik untuk merokok dikaitkan dengan risiko infeksi 45 persen lebih tinggi dan risiko rawat inap rumah sakit untuk COVID-19 60 persen lebih tinggi.

Ilustrasi merokok (freepik.com/ArthurHidden)
Ilustrasi merokok (freepik.com/ArthurHidden)

Studi ini menunjukkan bahwa kecenderungan genetik untuk merokok lebih banyak dikaitkan dengan risiko infeksi lebih dari dua kali lipat, peningkatan 5 kali lipat dalam risiko masuk rumah sakit, dan peningkatan 10 kali lipat dalam risiko kematian akibat virus.

Baca Juga: Nail Lagi, Pasien Covid-19 di Bangka Barat Bertambah Menjadi 5.398 orang

"Gagasan bahwa merokok tembakau dapat melindungi dari COVID-19 selalu merupakan gagasan yang mustahil," tegas Drs Anthony Laverty dan Christopher Millet dari Imperial College London.

"Pandemi pernapasan harus menjadi momen yang ideal untuk memfokuskan pikiran kolektif pada pengendalian tembakau," tambahnya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI