Suara.com - Para peneliti yang menerbitkan studi baru di PNAS, pada Senin (27/9/2021), menyarankan untuk merevisi ulang pedoman paparan sinar matahari untuk mendapat vitamin D.
Peneliti dari King's College London, Inggris, menguji kembali panjang gelombang radiasi ultraviolet (UVR) yang optimal untuk mendapatkan vitamin D pada kulit manusia.
Medical Xpress melaporkan, UVR dari sinar matahari dapat menyebabkan kulit terbakar dan kanker kulit. Tapi di sisi lain, ini juga menjadi sumber vitamin D yang penting untuk menjaga kesehatan tulang serta sistem kekebalan tubuh.
Para peneliti yang dipimpin oleh Profesor Antony Young dari King's College London mengukur kadar vitamin D pada 75 sukarelawan muda yang sehat pada sebelum, selama, serta setelah paparan terhadap lima sumber UVR buatan.
Baca Juga: Fakta Seputar Sinar UV pada Matahari, Jenis, Manfaat, dan Bahayanya Bagi Manusia
Sumber UVR buatan memiliki panjang gelombang yang berbeda serta jumlah radiasi UVB (sinar penyebab kanker kulit) yang berbeda juga.
Tujuannya adalah untuk membandingkan manfaat paparan sinar matahari dengan risiko terbakar serta kanker kulit.
Setelahnya, peneliti menemukan bahwa temuan sebelumnya merupakan bukan prediktor akurat untuk mendapat manfaat dari UVR.
"Studi kami menunjukkan bahwa perhitungan risiko versus manfaat dari paparan sinar matahari mungkin perlu dievaluasi kembali," jelas Antony Young.
Menurutnya, temuan ini tepat waktu. Sehingga komite teknis global, Commission internationale de l'éclairage, yang menetapkan standar UVR dapat mendiskusikan temuannya untuk mengevaluasi kembali ketergantungan panjang gelombang sebagai sumber vitamin D.
Baca Juga: Ditemukan Kalajengking Coklat dan Bayinya Pancarkan Warna Biru dan Ungu di Bawah Sinar UV
"Penelitian lebih lanjut dari kelompok kami akan menentikan perhitungan risiko atau manfaatnya," tandas Young.