Mungkinkah Orang Gemuk Tapi Sehat? Ahli Ungkap Faktanya

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 28 September 2021 | 13:05 WIB
Mungkinkah Orang Gemuk Tapi Sehat? Ahli Ungkap Faktanya
Ilustrasi: Perempuan Gemuk. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selama ini orang gemuk selalu diidentikkan tidka sehat. Mereka yang gemuk juga kerap disebut berisiko obesitas dan sejumlah penyakit lainnya.

Tapi, mungkinkah seseorang punya tubuh gemuk tapi sehat?

Menurut ahli, jawabannya ialah mungkin untuk menjadi "gemuk tapi sehat dan orang-orang harus berkonsentrasi pada olahraga daripada diet untuk hidup lebih lama.

Dalam sebuah tinjauan baru yang mengumpulkan banyak penelitian, dua peneliti mengatakan bahwa untuk menjadi sehat dan mengurangi risiko kematian dini, melakukan lebih banyak olahraga dan meningkatkan kebugaran lebih efektif daripada hanya menurunkan berat badan.

Baca Juga: 3 Cara Cerdas Menjalin Hubungan Sehat dengan Pasangan, Biar Makin Langgeng

Ilustrasi (shutterstock)
Ilustrasi (shutterstock)

Menulis di jurnal iScience, Profesor Glenn Gaesser, dari College of Health Solutions di Arizona State University, dan associate professor Siddhartha Angadi, dari School of Education and Human Development di University of Virginia, berpendapat menerapkan pendekatan "berat-netral" untuk pengobatan masalah kesehatan yang disebabkan oleh obesitas juga akan mengurangi risiko kesehatan yang terkait dengan diet yo-yo.

Mereka mengatakan beberapa penelitian telah menunjukkan bagaimana orang di seluruh dunia telah mencoba untuk menurunkan berat badan selama 40 tahun terakhir, namun obesitas terus meningkat.

Mereka mengatakan pendekatan yang berpusat pada berat badan untuk pengobatan dan pencegahan obesitas sebagian besar tidak efektif. Selain itu, mereka juga bahwa upaya penurunan berat badan berulang dapat berkontribusi pada penambahan berat badan, dan tidak diragukan lagi terkait dengan tingginya prevalensi siklus berat badan (diet yo-yo). ), yang dikaitkan dengan risiko kesehatan yang signifikan.”

Mereka berpendapat bahwa "banyak kondisi kesehatan terkait obesitas lebih mungkin disebabkan oleh aktivitas fisik yang rendah dan kebugaran kardiorespirasi daripada obesitas itu sendiri".

"Studi epidemiologis menunjukkan bahwa kebugaran kardiorespirasi dan aktivitas fisik secara signifikan melemahkan, dan terkadang menghilangkan, peningkatan risiko kematian yang terkait dengan obesitas," kata peneliti.

Baca Juga: Pertahankan Gaya Hidup Sehat di Masa Pandemi Covid-19, Yuk Hindari 4 Kebiasaan Ini

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI