Suara.com - Mutasi virus corona kembali terjadi hingga memunculkan varian baru dinamai dengan virus corona R1. Varian tersebut tengah jadi pembicaraan para ilmuwan dunia sambil diteliti risiko berbahayanya.
Para peneliti juga telah mengidentifikasi bahwa varian R1 telah bertanggung jawab atas sejumlah kecil kasus Covid-19 di Amerika Serikat dan beberapa negara lain.
Lantas bagaimana di Indonesia?
Menurut kepala lembaga Biologi Molekuler Eijkman Profesor Amin Subandrio, virus corona varian R1 belum ditemukan di Indonesia. Hingga saat ini keberadaan strain tersebut hanya menjadi sebagian kecil penyebab infeksi di beberapa negara.
Baca Juga: Luhut: Kondisi Covid-19 Jawa-Bali Terus Menurun, Positivity Rate 1 Persen
"Belum ditemukan di Indonesia. Kalau saya tidak salah ada di negera lain mungkin di Jepang penelitiannya masih sedikit," kata Profesor Amin saat dihubungi Suara.com, Senin (27/9/2021) kemarin.
Meski memiliki sifat mutasi yang berbeda dibandingkan varian virus corona lain, namun R1 belum termasuk dalam kategori varian of concern (VOC) maupun varian of Interest (VOI) oleh Organisasi Kesehatan Dunia WHO.
Profesor Amin menambahkan, varian R1 belum ditemukan memiliki karakter serupa seperti varian delta yang terbukti lebih menular dan berbahaya.
"R1 ini ditemukan Maret di Amerika dan penemuan kasusnya masih sedikit sekali. Hal yang jadi perhatian pertama, dia punya beberapa sifat atau mutasi yang menyebabkan dia merangsang aktivitasnya terhadap antibodi. Tapi belum dimasukan ke dalam voi ataupun VOC," jelasnya.
Ia melanjutkan, mutasi virus memang bisa terjadi kapan saja. Tidak selalu ketika negara tertentu sedang alami lonjakan kasus positif.
Baca Juga: Duh! Landak Tidak Dapat Kuota Vaksin Covid-19, Ini Alasannya
"Varian itu muncul karena ada mutasi, itu bisa kapan saja. Terjadi secara acak setiap kali virus itu bereplikasi," pungkasnya.