Pastikan PTM Terbatas Aman, Tes Covid-19 Secara Acak Sebulan Sekali

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 28 September 2021 | 07:15 WIB
Pastikan PTM Terbatas Aman, Tes Covid-19 Secara Acak Sebulan Sekali
SDN 11 Grogol menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) Senin, (30/8/2021). Antara/Walda
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas tidak membahayakan anak-anak.

Untuk memastikannya, tes Covid-19 akan diselenggarakan secara acak di semua sekolah minimal satu bulan sekali.

"Strateginya akan kita ubah, ini juga dilakukan di China. Jadi yang tadinya surveilansnya passive case finding menjadi active case finding," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam jumpa pers virtual, Senin (27/9/2021).

Ia menjelaskan, nantinya 10 persen dari total sekolah yang menggelar tatap muka di satu daerah akan dipilih sebagai sampel per kecamatan. Kemudian di tiap sekolah ada dipilih 30 siswa dan tiga tenaga pendidik untuk di tes swab PCR.

Baca Juga: Cegah Klaster PTM, Pemerintah akan Random Tes Covid-19 Minimal Sebulan Sekali di Sekolah

Ilustrasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Kutim. [kaltimtoday.co]
Ilustrasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Kutim. [kaltimtoday.co]

"Ini biayanya sudah kita hitung, 520 ribu sekolah dan 73 juta orang kita akan lakukan testing sekitar 1,7 juta per bulan, atau sekitar Rp 30 ribu per hari, sangat make sense," jelasnya.

Jika tes menemukan adanya kasus positif Covid-19 di sekolah dengan test positivity rate di bawah 1 persen, akan dilakukan tracing terhadap kontak erat dan wajib karantina, namun sekolah tetap dibuka untuk yang tidak termasuk kontak erat.

Jika test positivity rate sekolahnya di antara 1-5 persen maka seluruh rombongan belajarnya harus dites dan karantina, namun sekolah tetap dibuka untuk yang tidak termasuk kontak erat.

Tetapi, jika test positivity rate sekolahnya di atas 5 persen maka semua anggota sekolah harus dites dan karantina, sekolah wajib ditutup dan PTM Terbatas dihentikan sementara.

"Sekolahnya online dulu selama 14 hari, sambil kita bersihkan, protokol kesehatannya diperbaiki, baru kita masukkan lagi, kalau outbreak kita kuncinya satu sekolah saja, tidak usah semua sekolah ditutup, sekolah lain tetap bisa jalan," tegasnya.

Baca Juga: Menkes Budi Sebut Jangan Takut ke Sekolah, Pandemi Covid-19 Terkendali

Budi menyebut jika sekolah terus menerus ditutup maka akan lebih banyak kerugian yang dirasakan seperti penurunan indeks pembangunan manusia karena terhambat oleh pembelajaran jarak jauh atau sekolah online.

"Kita harus mulai pendidikan tatap muka ini karena long term disbenefit kalau kita tunda, makanya kita fokus sekali melakukan advance surveilans untuk PTM ini," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI