Suara.com - Bagi sebagian besar pasangan yang baru menikah, memiliki keturunan adalah keinginan terbesar selanjutnya. Tidak heran apabila mereka, terutama sang istri, memerhatikan perubahan kecil setelah menikah, termasuk kebiasaan tidurnya.
American Academy of Sleep Medicine mendefinisikan insomnia sebagai kesulitan dalam memulai, mempertahankan waktu dan menghasilkan kualitas tidur yang baik secara terus-menerus.
Penelitian tentang insomnia yang terbit di Journal of Sleep Research menunjukkan bahwa gangguan tidur ini meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan. Tapi apakah insomnia merupakan tanda kehamilan?
Tidak. Berdasarkan penelitian tersebut, seorang ibu lebih mungkin mengalaminya pada trimester ketiga (minggu ke-28 hingga ke-41) daripada awal kehamilan, lapor Live Science.
Baca Juga: Kehamilan Lesti Kejora Terus Diperbincangkan, Warganet Salfok Ukuran Perutnya Sekarang
Satu studi lain yang terbit di Scientific World Journal mengungkap bahwa risiko insomnia dua kali lebih tinggi bagi ibu yang hamil di usia trimester ketiga dibandingkan trimester pertama dan kedua.
Penyebabnya tidak jauh dari perubahan tubuh dan peningkatan ukuran janin dari kehamilan tujuh hingga sembilan bulan.
"Aku tidak akan secara khusus mengatakan bahwa insomnia adalah indikator awal kehamilan. Meski ada morning sickness, yang tentunya dapat memengaruhi tidur sang ibu, terutama di awal kehamilan," kata ahli perilaku tidur James Wilson.
Jadi, insomnia bukanlah tanda dari kehamilan, cara paling akurat untuk mengetahui kehamilan adalah dengan melakukan tes kehamilan di rumah atau ke dokter kandungan.
Baca Juga: Ada 1,4 Juta Kehamilan Tak Diinginkan Selama Pandemi Covid-19