Suara.com - Pendarahan otak yang dialami komedian Tukul Arwana membuatnya harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Untuk itu, penting bagi masyarakat umum mengetahui penyebab-penyebab pendarahan otak.
dr. Subrady Leo Soetjipto Soepodo, Sp.BS, Dokter Spesialis Bedah Saraf Primaya Hospital Pasar Kemis, mengatakan bahwa pendarahan otak pada dasarnya tidak terjadi secara tiba-tiba, kecuali pada korban kecelakaan.
"Sakit kepala atau kebas di beberapa bagian tubuh seperti kebas pada kaki, tangan, atau wajah merupakan gejala dasar yang bisa terjadi dan sering diabaikan oleh banyak orang. Sakit kepala berulang menjadi salah satu indikasi terjadinya penyumbatan pembuluh darah sekitar 80 persen atau ada kemungkinan sebagian pembuluh darah pecah sekitar 20 persen. Baik penyumbatan pembuluh darah maupun pecahnya pembuluh darah dapat berakibat pada pendarahan pada otak," ujarnya, dalam keterangan pers yang diterima Suara.com.
Untuk itu, ia mengidentifikasi sejumlah penyebab yang bisa menyebabkan seseorang mengalami pendarahan otak. Apa saja?
Baca Juga: Putra Tukul Arwana dari Salatiga Langsung ke Jakarta Pantau Kondisi Ayahnya
1. Penyumbatan pembuluh darah
Seseorang yang berpotensi mengalami penyumbatan atau pecah pembuluh darah dapat mengamati fungsi bagian muka, bicara, gerak, dan menelan yang sudah tidak normal sebagai gejala yang paling mudah untuk dideteksi.
Hal-hal lain yang patut diwaspadai adalah ketika seseorang sering merasa pusing serta membutuhkan waktu atau tidak bisa langsung bangun dari posisi berbaring.
“Hal tersebut terjadi karena adanya perubahan tekanan dari posisi datar, duduk, atau tegak,” ujarnya.
2. Mengejan terlalu keras
Baca Juga: Usai Operasi Keadaan Tukul Arwana Mulai Membaik, Sudah Bisa Komunikasi
Mengejan terlalu keras ketika buang air besar, batuk berulang, atau batuk dengan menahan napas dapat menyebabkan seseorang tidak sadarkan diri secara tiba-tiba.
“Valsava manuver atau mengedan dapat menjadi pencetus peningkatan tekanan intra kranial. Peningkatan tekanan intrakranial ini dapat menyebabkan pecah pembuluh darah pada penderita darah tinggi yang menyebabkan perdarahan otak. Valsava manuver atau mengedan juga biasa dilakukan saat batuk, buang air besar, atau menahan nafas,” ujarnya.
3. Penyakit tidak menular
Penyebab pecah pembuluh darah lainnya adalah ada kelainan di pembuluh darah seperti pembuluh darah keras atau aterosklerotik, pembuluh darah melebar atau aneurima, pembuluh darah yang bocor atau fistula.
Hal tersebut dapat terjadi karena adanya faktor risiko penyakit seperti darah tinggi, obesitas, kolesterol, diabetes melitus, asam urat, dan stroke.
Penyakit-penyakit tersebut jika tidak dikontrol secara rutin akan berakibat fatal yang berujung pada pendarahan pada otak.
4. Konsumsi obat-obatan tanpa resep dokter
Seseorang yang mengonsumsi obat-obatan psikotropika atau obat-obatan pengencer darah juga dapat memicu peningkatan tekanan darah dan berujung pada pendarahan pada otak.
5. Usia lanjut
Terakhir, faktor risiko umur juga menjadi salah satu pemicu.
“Kondisi tubuh seseorang yang lanjut usia akan mengalami penurunan fungsi tubuh dibandingkan pada usia muda,” ujarnya.